Oleh Piet Dimaiyepo Yobee, S.IP
Mengapa harus di lindungi dan di selamatkan?
Karena Rakyat dan alam papua ini berada pada posisi yang musnah(ended), kemudian lebih dipinggirkan (marjinalism) oleh kaum yang bukan tanah dan leluhur mereka.semoga dengan bagaimana metode yang harus di tempuh oleh kaum intelek sebagai tulang punggung utama dari pada alam dan rakyat tersebut. Memang omongan tanpa kenyataan sia-sialah namun, persatuan di utamakan maka harapan yang tidak bisa akan menjadi berbuah. dengan demikianlah saya ini sebagai kaum intelektual saya harus buat apa sementara waktu ini di berikan kepada saya sebagai kaum pembaharu itu oleh yang maha kuasa. Sebab, waktu tersebut di berikan hanya sekali saja bukan bertambah lagi, masa yang ada mari kita mencoba untuk mengupas tuntas terutama masalah-masalah yang terjadi papua dengan semakin tambah musnah dan terpinggir dari tanah leluhurnya sendiri.karena alam dan rakyat papua ini sedang menanti kita sebagai kaum pembaharu itu dan ia mengharapkan kita, karena jalan satu-satunya menyelamatkan alam dan rakyat papua sudah ada di tangan kita semua, bukan lagi pada orang luar amerika.berarti orang luar ini tidaklah mungkin datang dan menyelamatkan kita punya alam dan rakyat papua dari pemusnahan dan marjinalisasi oleh orang asli papua.kemudian orang luar siapakah yang bisa menolong menyelamatkan? Ini tidaklah mungkin hanyalah mimpi siang bolong sekalipun orang yang kenal baik apapun.karena dalam dunia ini tidak mungkin saling menolong satu sama lain tanpa kasih.
Meskipun Kami akan peraturan baru buat dan bagaimana untuk makmur dan sejahtera tetapi tanpa kerja yang Nampak maka musnah tetaplah musnah, terpinggir tetaplah akan terpinggir diatas tanah leluhurnya sendiri. di pikirkan saja tanpa tangan bergerak tidak akan terlaksana sendirinya. dengan demikian mengupas tuntaskanlah sedetik waktu yang ada ini. karena angganan kami kaum intelek ini bahwa jika alam dan rakyat ini tidak cepat atau lambat akan mengalami suattu keajaiban yang kita ikuti itu. kemudian jangan pernah berkata bahwa rakyat dan alam papua akan bertahan terus seperti semulanya.
Saya sebagai kaum intelek asli yang betul-betul menjadi sangat tidak bahagia dengan suatu mujisat yang terjadi untuk mau menghancurkan dan melenyapkan bangsa papua dan alam.coba kita harus yang berulang yang semula di diami oleh kaum pribumi namun akan menjadi pergantian oleh bangsa kaum yang keinginan besar untuk menjajah dan memusnahkan,menjadi terpinggir diatas tanah belulangnya sendiri.utamanya bagi kaum intelektual bahwa kita harus membuat apa agar alam dan masyarakar yang kini berada pada garis musnah dan terpinggir itu.jangan kita menunggu waktu tetapi haruslah ambil komitmen yang setepat mungkin untuk menyangkal dan memberantasnya.
Untuk mau mendeskripsikan mengenai alam dan masyarakat jangan di konsep sebagaI hal biasa saja karena hal luar biasa yang menimpa.bertindak sebelum sesuatu hal terjadi sebab akan menyesal pula waktu yang mendatang.mengapa harus berbicara dan bertindak sebab hanya berbicara bukan hal fenomenal tetapi keangganan,kemudian anggan saja tanpa perbuatan akan musnah juga. Persatuan juga sebagai suatu yang asasi bukan sekunder untuk menyelamatkan alam dan rakyat papua itu.untuk itulah berdialog tentang penyelamatan tidak perluh membutuhkan waktu yang lama,karena ini menyangkut kemanusiaan.dengan kita meninjau alur yang selalu di gunakan oleh pemerintah dan Negara Indonesia yang sangat tidak berpihakan (affirmative) kepada rakyatnya sendiri. Marjinalisasi ini membuktikan bahwa banyak mama-mama papua yang masih berjualan di bawa tanah beralaskan daun pisang,tikar,handuk,kain dsb.kemudian berjualan di depan toko dan emperan-emperan di sekitarnya.inisangat membuktikan bahwa rakyat papua sangat sekali terpinggir (marjinalisasi) di negeri dan bangsanya sendiri.
Berarti di manakah ratapan bagi mereka untuk mendapatkan tempat jualan, tinggal, hidup, bernapas bagi mereka sebagai rakyat pribumi yang benar ada dan hidup di tanah papua di tanah leluhur mereka. mengapa mereka terpinggir diatas tanah mereka dan juga sebagai termusnah? ya karena terpinggir jelaslah bahwa tak lama lagi akan termusnah juga.danrakyat papua tidak pernah mendapat tempat tinggal,jualan yang layak bagi mereka dan dan selama ini mereka tidakmendapat bagian dalam orang asli daeah papua.mengapa di katakan bukan asli daerah papua? Karena dengan melihat banyak kasus terpinggir dan termusnah juga masih di rasakan bagi mereka.
Karena Rakyat dan alam papua ini berada pada posisi yang musnah(ended), kemudian lebih dipinggirkan (marjinalism) oleh kaum yang bukan tanah dan leluhur mereka.semoga dengan bagaimana metode yang harus di tempuh oleh kaum intelek sebagai tulang punggung utama dari pada alam dan rakyat tersebut. Memang omongan tanpa kenyataan sia-sialah namun, persatuan di utamakan maka harapan yang tidak bisa akan menjadi berbuah. dengan demikianlah saya ini sebagai kaum intelektual saya harus buat apa sementara waktu ini di berikan kepada saya sebagai kaum pembaharu itu oleh yang maha kuasa. Sebab, waktu tersebut di berikan hanya sekali saja bukan bertambah lagi, masa yang ada mari kita mencoba untuk mengupas tuntas terutama masalah-masalah yang terjadi papua dengan semakin tambah musnah dan terpinggir dari tanah leluhurnya sendiri.karena alam dan rakyat papua ini sedang menanti kita sebagai kaum pembaharu itu dan ia mengharapkan kita, karena jalan satu-satunya menyelamatkan alam dan rakyat papua sudah ada di tangan kita semua, bukan lagi pada orang luar amerika.berarti orang luar ini tidaklah mungkin datang dan menyelamatkan kita punya alam dan rakyat papua dari pemusnahan dan marjinalisasi oleh orang asli papua.kemudian orang luar siapakah yang bisa menolong menyelamatkan? Ini tidaklah mungkin hanyalah mimpi siang bolong sekalipun orang yang kenal baik apapun.karena dalam dunia ini tidak mungkin saling menolong satu sama lain tanpa kasih.
Meskipun Kami akan peraturan baru buat dan bagaimana untuk makmur dan sejahtera tetapi tanpa kerja yang Nampak maka musnah tetaplah musnah, terpinggir tetaplah akan terpinggir diatas tanah leluhurnya sendiri. di pikirkan saja tanpa tangan bergerak tidak akan terlaksana sendirinya. dengan demikian mengupas tuntaskanlah sedetik waktu yang ada ini. karena angganan kami kaum intelek ini bahwa jika alam dan rakyat ini tidak cepat atau lambat akan mengalami suattu keajaiban yang kita ikuti itu. kemudian jangan pernah berkata bahwa rakyat dan alam papua akan bertahan terus seperti semulanya.
Saya sebagai kaum intelek asli yang betul-betul menjadi sangat tidak bahagia dengan suatu mujisat yang terjadi untuk mau menghancurkan dan melenyapkan bangsa papua dan alam.coba kita harus yang berulang yang semula di diami oleh kaum pribumi namun akan menjadi pergantian oleh bangsa kaum yang keinginan besar untuk menjajah dan memusnahkan,menjadi terpinggir diatas tanah belulangnya sendiri.utamanya bagi kaum intelektual bahwa kita harus membuat apa agar alam dan masyarakar yang kini berada pada garis musnah dan terpinggir itu.jangan kita menunggu waktu tetapi haruslah ambil komitmen yang setepat mungkin untuk menyangkal dan memberantasnya.
Untuk mau mendeskripsikan mengenai alam dan masyarakat jangan di konsep sebagaI hal biasa saja karena hal luar biasa yang menimpa.bertindak sebelum sesuatu hal terjadi sebab akan menyesal pula waktu yang mendatang.mengapa harus berbicara dan bertindak sebab hanya berbicara bukan hal fenomenal tetapi keangganan,kemudian anggan saja tanpa perbuatan akan musnah juga. Persatuan juga sebagai suatu yang asasi bukan sekunder untuk menyelamatkan alam dan rakyat papua itu.untuk itulah berdialog tentang penyelamatan tidak perluh membutuhkan waktu yang lama,karena ini menyangkut kemanusiaan.dengan kita meninjau alur yang selalu di gunakan oleh pemerintah dan Negara Indonesia yang sangat tidak berpihakan (affirmative) kepada rakyatnya sendiri. Marjinalisasi ini membuktikan bahwa banyak mama-mama papua yang masih berjualan di bawa tanah beralaskan daun pisang,tikar,handuk,kain dsb.kemudian berjualan di depan toko dan emperan-emperan di sekitarnya.inisangat membuktikan bahwa rakyat papua sangat sekali terpinggir (marjinalisasi) di negeri dan bangsanya sendiri.
Berarti di manakah ratapan bagi mereka untuk mendapatkan tempat jualan, tinggal, hidup, bernapas bagi mereka sebagai rakyat pribumi yang benar ada dan hidup di tanah papua di tanah leluhur mereka. mengapa mereka terpinggir diatas tanah mereka dan juga sebagai termusnah? ya karena terpinggir jelaslah bahwa tak lama lagi akan termusnah juga.danrakyat papua tidak pernah mendapat tempat tinggal,jualan yang layak bagi mereka dan dan selama ini mereka tidakmendapat bagian dalam orang asli daeah papua.mengapa di katakan bukan asli daerah papua? Karena dengan melihat banyak kasus terpinggir dan termusnah juga masih di rasakan bagi mereka.
Penyalah Gunaan Dana Yang Di Kucurkan Pemerintah Pusat
Menyalah gunaan ini juga yang selalu saja membawa akibat fatal kepada rakyat,akibatnya yang selalu di nikmati oleh rakyat papua apa? Banyak rakyat mengalami terpinggir, termusnah karena dana yang sudah mengalami kenaikan atas nama otonomi khusus (otsus). namun yang mengunakan dana tersebut di gunakan oleh siapa? Karena yang selama ini pemerintah pusat menuduhnya kepada rakyat papua bahwa kamu sedang menikmati yang namanya otsus tersebut.tetapi realita yang terjadi di kalangan rakyat malah membawa sekaligus dengan banyak masalah yang sebetulnya untuk menyelesaikan masalah-masalah ini namun tetap eksis saja tidak berhasil, bukanya otsus hadir untuk menyelesaikan masalah namun menambah masalah. kemudian masalah-masalah itu sampai saat ini masih belum temukan akar persoalannya.
Tidak bisa memastikan bahwa yang mengunakan uang yang mengatas namakan sebagai dana otonomi khusus tersbut karena begitu isu bahwa rakyat papua menerima otonomi khusus namun belum pernah tersentuhnya sampai kepada rakyat yang mereka idamkan.jangan pernah berpikir yang picik,yang maksud akhir juga selalu saja mengorbankan kepada rakyat yang tidak salah dan dosa ini harus mengambil solusi yang sepatut mungkin agar tuduhan antara rakyat papua dan pemerintah papua selanjutnya. kecurangan, kebohongan mengakibatkan banyaknya manipulative yang curahkan kepada rakyat juga mengalami juga rakyat.
Belum hilangnya penyala gunaan dana sebesar yang atas nama dana otonomi khusus (otsus),yang tidak di pungkiri bahwa sungguh-sungguh yang sangat manipulative dan membawa penghancuran di tengah masyarakat yang sebelumnya yang belum pernah mendengar dan melihat uang sebanyak itu. dengan banyak dana yang bisa kucurkan di tanah papua akhinya hadirnya banyak persoalan dan masalah yang mengalami tertumpuk dan belum adanya waktu untuk untuk duduk bersama rakyat papua dan pemerintah mencari jalan yang sangat strategis atau alternative,solusi yang sangat tepat.karena pemerintah yang tidak selalu adanya rasa yang mendalam kepada rakyat atau rasa simpati untuk mencari jalan keluar dari kungkungan persoalan-persoalan dan masalah-masalah papua.kemudian dari pada itu kita semua yakin bahwa banyak uang dan dana itu masalah papua itu akan membengkak tidak pernah mengambil kesempataan yang baik untuk mencari metode yang tepat untuk penyelesaian.
Saya sebagai penulis menamainya uang ini bukan mematikan apinya tetapi hanya sekedar mengipas-kipas asap,itu sangat betul bukan menjadi meredahnya masalah-masalah namun menambah persoalan.memang ini sangat kongkrit bahwa dana banyak hadir menjadikan masalah-masalah banyak yang tidak pernah kambuh.tiba saatnya kita untuk berusaha untuk memadamkan api yang berkobar- kobar yang mana selama ini. yang tidak mampu memadamkan api di tengah rakya papua oleh diri mereka sendiri.karena selama ini rakyat papua yang tinggal berteriak mintah tolong untuk api itu harus di padam sesegara munkin.namun kita melihat bahwa rakyat hanya teriak tetapi tidak ada orang bisa menyambung lidah teriakan mereka.
Menyalah gunaan ini juga yang selalu saja membawa akibat fatal kepada rakyat,akibatnya yang selalu di nikmati oleh rakyat papua apa? Banyak rakyat mengalami terpinggir, termusnah karena dana yang sudah mengalami kenaikan atas nama otonomi khusus (otsus). namun yang mengunakan dana tersebut di gunakan oleh siapa? Karena yang selama ini pemerintah pusat menuduhnya kepada rakyat papua bahwa kamu sedang menikmati yang namanya otsus tersebut.tetapi realita yang terjadi di kalangan rakyat malah membawa sekaligus dengan banyak masalah yang sebetulnya untuk menyelesaikan masalah-masalah ini namun tetap eksis saja tidak berhasil, bukanya otsus hadir untuk menyelesaikan masalah namun menambah masalah. kemudian masalah-masalah itu sampai saat ini masih belum temukan akar persoalannya.
Tidak bisa memastikan bahwa yang mengunakan uang yang mengatas namakan sebagai dana otonomi khusus tersbut karena begitu isu bahwa rakyat papua menerima otonomi khusus namun belum pernah tersentuhnya sampai kepada rakyat yang mereka idamkan.jangan pernah berpikir yang picik,yang maksud akhir juga selalu saja mengorbankan kepada rakyat yang tidak salah dan dosa ini harus mengambil solusi yang sepatut mungkin agar tuduhan antara rakyat papua dan pemerintah papua selanjutnya. kecurangan, kebohongan mengakibatkan banyaknya manipulative yang curahkan kepada rakyat juga mengalami juga rakyat.
Belum hilangnya penyala gunaan dana sebesar yang atas nama dana otonomi khusus (otsus),yang tidak di pungkiri bahwa sungguh-sungguh yang sangat manipulative dan membawa penghancuran di tengah masyarakat yang sebelumnya yang belum pernah mendengar dan melihat uang sebanyak itu. dengan banyak dana yang bisa kucurkan di tanah papua akhinya hadirnya banyak persoalan dan masalah yang mengalami tertumpuk dan belum adanya waktu untuk untuk duduk bersama rakyat papua dan pemerintah mencari jalan yang sangat strategis atau alternative,solusi yang sangat tepat.karena pemerintah yang tidak selalu adanya rasa yang mendalam kepada rakyat atau rasa simpati untuk mencari jalan keluar dari kungkungan persoalan-persoalan dan masalah-masalah papua.kemudian dari pada itu kita semua yakin bahwa banyak uang dan dana itu masalah papua itu akan membengkak tidak pernah mengambil kesempataan yang baik untuk mencari metode yang tepat untuk penyelesaian.
Saya sebagai penulis menamainya uang ini bukan mematikan apinya tetapi hanya sekedar mengipas-kipas asap,itu sangat betul bukan menjadi meredahnya masalah-masalah namun menambah persoalan.memang ini sangat kongkrit bahwa dana banyak hadir menjadikan masalah-masalah banyak yang tidak pernah kambuh.tiba saatnya kita untuk berusaha untuk memadamkan api yang berkobar- kobar yang mana selama ini. yang tidak mampu memadamkan api di tengah rakya papua oleh diri mereka sendiri.karena selama ini rakyat papua yang tinggal berteriak mintah tolong untuk api itu harus di padam sesegara munkin.namun kita melihat bahwa rakyat hanya teriak tetapi tidak ada orang bisa menyambung lidah teriakan mereka.
Tak Pernah Di Respons Keluhan Rakyat Papua Sesuai Impian Mereka
Selama ini kurang dan lebihnya semenjak tiga puluhan lebih tahun yang silam,rakya bangsa papua hanya mereka mengetahui menyeruhkan keluhan,keinginan,impian nasib anak cucu mereka.karena mereka menghadapi berbagai persoalan yang terjadi di sekitar mereka maupun mereka rasakan selama bergabung bersama Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI).dengan persoalan-persoalan itu maka rakyat papua ini tidak merasa mereka tinggal dan hidup bersama dengan persoalan dan kelakuan yang tidak menyenangkan mereka.maka rakyat papua selalu saja turun jalan,long march untuk menyeruhkan keluhan mereka,untuk di sampaikan kepada pemerintahan pusat.namun tidak pernah mereka dapat jawaban atas keluhan yang tadi sampaikan melalui wakil mereka.kemudian rakyat sendiri menjadi kebingunggan,apakah ini memang mereka tidak mau tahu dengan kita atau memang pemerintah yang tuli untuk rakyat papua.
Tidak adanya respons yang tepat dengan keluhan rakyat papua ini memberikan suatu symbol bahwa masih adanya masalah- masalah yang belum selesai atau tuntas. maka di perkirahkan bahwa papua layak mendapatkan otonomi khusus (otsus),namun ini pun ampai tadak sanggup untuk mampu menyelesaikan semua persoalan tadi. maka kita harus undang siapa lagi untu penyelesaian itu, sebab untuk menyelesaikan secara internal antara rakyat papua dan pemeritah Indonesia tidak ada lagi, maka perluh adanya pihak luar atau pihak ketiga yang mampu untu menyelesaikan persoalan-persoalan yang selalu saja mengalami tertumpuk.
Pemerintah Tidak pernah meluangkan waktu untuk untuk duduk bersama rakyat papua untuk mencari jalan yang terbaik untuk keluar segera dari kungkungan persoalan itu. sebabnya rakyat papua dengan keras turun jalan sambil berteriak di jalan tanpa mengenal hujan, panas dingin dan persoalan lain untuk tujuan persoalan papua itu. Begitu tidak pernah adanya respons yang tidak sesuai dengan rakyat papua maka kita percaya bahwa persolan ini akan semakin meluas terus sampai kapan ujung penyelesaian tidak akan temukan.pemerintah menduga meminta uang itu sangat keliru responsnya,jika pemerintah membawa semua persoalan maka sudah di katakana bahwa masalah tidak pernah akan selesai segera mungkin.
Dengan masalah tertumpuk maka persoalan ini bukan lagi persoalan nasional, tetapi masalah internasional maka harus segera di selesaikan di internasional. jika tidak di seriusi secara baik oleh pemerintah atau Negara maka rakyat selamanya bukan bagian dari pada Negara ini. kemudian pihak luar ini mau menyelesaikan persoalan papua maka bukan menanya keluhan mereka kepada pemerintah papua tetapi haruslah kepada rakyat papua sendiri.maka respons atas keluhan rakyat papua akan menemukan dan motif sekarang apa atas teriakan selama ini kepada pemerintah dan Negara untuk nasib kamu. kita katakan bahwa untuk menyelesaikan persoalan ini dalam internal sama saja dengan anjing dan kucing kita ketemukan.maka dari itu ada orang yang punya kemampuan untuk menyelesaikan persoalan besar yang ada.untuk penyelesaiannya bukan lagi menunggu waktu tetapi untuk secepat pun bias di selesaikan.dan jangan pernah ada suatu kata yang yang mengatakan bahwa jawaban atas keluhan rakyat papua sudah di temukan kalau jawaban kamu sebagai dana otonomi khusus (otsus),maka jawaban itu tidak sesuai dengan keluhan,tuntutan rakyat papua.maka yang simbolnya otsus sudah di tolak oleh rakyat papua sendiri karena ini bukan respons yang sesuai.maka respons itu akan menemukan pada saat rakyat mengundang pihak ketiga yang mengetahu secara persis persoalan papua.
Tertundahnya waktu untuk mencari dan menemukan persolan papua maka semaki hancurlah tanah dan bangsa papua yang penuh dengan madu dan susu. Titik akhir adalah merespons sesuai dengan keluhan,tuntutan selama ini kepada Negara yang di kategorikan sebagai Negara tuli dan penuh bisu.demikian saya penulis pun meyakini dan merasakn persolan itu karena saya sebagai orang asli papua yang sungguh- sungguh merasakan semua persolan yang di ulang terus-menerus tanpa ada kesempatan yang jedah.kemudian saya penulis mengulangi ungkapkan dengan banyak persoalan itu selalu saja rakyat berteriak dengan keras NKRI sebagai harga mati. mengapa harga mati? Karena melihat banyak persoalan-persoalan yang tak sanggup menyelesaikan dalam negaranya sendiri.tidak ada persoalan selain mereka menuntut keluhan mereka, hak mereka atas tanah,alam papua sebagai milik mereka; yang telah ada sejak leluhur mereka sebagai tanah mereka berada dan menurunkan keturunan mereka.
Akibat yang selalu dan selamanya terjadi ini bukan karena rakyat memintah uang berjutaan sampai sampai bermiliaran rupiah untuk ke rakyat dan tanah papua.kita bukan buat-buat (artificial),bahwa ini betul-betul tidak bias menyelesaikan masalah papua,malah selalu meluas masalalah papua dengan uang sebanyak itu.
Selama ini kurang dan lebihnya semenjak tiga puluhan lebih tahun yang silam,rakya bangsa papua hanya mereka mengetahui menyeruhkan keluhan,keinginan,impian nasib anak cucu mereka.karena mereka menghadapi berbagai persoalan yang terjadi di sekitar mereka maupun mereka rasakan selama bergabung bersama Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI).dengan persoalan-persoalan itu maka rakyat papua ini tidak merasa mereka tinggal dan hidup bersama dengan persoalan dan kelakuan yang tidak menyenangkan mereka.maka rakyat papua selalu saja turun jalan,long march untuk menyeruhkan keluhan mereka,untuk di sampaikan kepada pemerintahan pusat.namun tidak pernah mereka dapat jawaban atas keluhan yang tadi sampaikan melalui wakil mereka.kemudian rakyat sendiri menjadi kebingunggan,apakah ini memang mereka tidak mau tahu dengan kita atau memang pemerintah yang tuli untuk rakyat papua.
Tidak adanya respons yang tepat dengan keluhan rakyat papua ini memberikan suatu symbol bahwa masih adanya masalah- masalah yang belum selesai atau tuntas. maka di perkirahkan bahwa papua layak mendapatkan otonomi khusus (otsus),namun ini pun ampai tadak sanggup untuk mampu menyelesaikan semua persoalan tadi. maka kita harus undang siapa lagi untu penyelesaian itu, sebab untuk menyelesaikan secara internal antara rakyat papua dan pemeritah Indonesia tidak ada lagi, maka perluh adanya pihak luar atau pihak ketiga yang mampu untu menyelesaikan persoalan-persoalan yang selalu saja mengalami tertumpuk.
Pemerintah Tidak pernah meluangkan waktu untuk untuk duduk bersama rakyat papua untuk mencari jalan yang terbaik untuk keluar segera dari kungkungan persoalan itu. sebabnya rakyat papua dengan keras turun jalan sambil berteriak di jalan tanpa mengenal hujan, panas dingin dan persoalan lain untuk tujuan persoalan papua itu. Begitu tidak pernah adanya respons yang tidak sesuai dengan rakyat papua maka kita percaya bahwa persolan ini akan semakin meluas terus sampai kapan ujung penyelesaian tidak akan temukan.pemerintah menduga meminta uang itu sangat keliru responsnya,jika pemerintah membawa semua persoalan maka sudah di katakana bahwa masalah tidak pernah akan selesai segera mungkin.
Dengan masalah tertumpuk maka persoalan ini bukan lagi persoalan nasional, tetapi masalah internasional maka harus segera di selesaikan di internasional. jika tidak di seriusi secara baik oleh pemerintah atau Negara maka rakyat selamanya bukan bagian dari pada Negara ini. kemudian pihak luar ini mau menyelesaikan persoalan papua maka bukan menanya keluhan mereka kepada pemerintah papua tetapi haruslah kepada rakyat papua sendiri.maka respons atas keluhan rakyat papua akan menemukan dan motif sekarang apa atas teriakan selama ini kepada pemerintah dan Negara untuk nasib kamu. kita katakan bahwa untuk menyelesaikan persoalan ini dalam internal sama saja dengan anjing dan kucing kita ketemukan.maka dari itu ada orang yang punya kemampuan untuk menyelesaikan persoalan besar yang ada.untuk penyelesaiannya bukan lagi menunggu waktu tetapi untuk secepat pun bias di selesaikan.dan jangan pernah ada suatu kata yang yang mengatakan bahwa jawaban atas keluhan rakyat papua sudah di temukan kalau jawaban kamu sebagai dana otonomi khusus (otsus),maka jawaban itu tidak sesuai dengan keluhan,tuntutan rakyat papua.maka yang simbolnya otsus sudah di tolak oleh rakyat papua sendiri karena ini bukan respons yang sesuai.maka respons itu akan menemukan pada saat rakyat mengundang pihak ketiga yang mengetahu secara persis persoalan papua.
Tertundahnya waktu untuk mencari dan menemukan persolan papua maka semaki hancurlah tanah dan bangsa papua yang penuh dengan madu dan susu. Titik akhir adalah merespons sesuai dengan keluhan,tuntutan selama ini kepada Negara yang di kategorikan sebagai Negara tuli dan penuh bisu.demikian saya penulis pun meyakini dan merasakn persolan itu karena saya sebagai orang asli papua yang sungguh- sungguh merasakan semua persolan yang di ulang terus-menerus tanpa ada kesempatan yang jedah.kemudian saya penulis mengulangi ungkapkan dengan banyak persoalan itu selalu saja rakyat berteriak dengan keras NKRI sebagai harga mati. mengapa harga mati? Karena melihat banyak persoalan-persoalan yang tak sanggup menyelesaikan dalam negaranya sendiri.tidak ada persoalan selain mereka menuntut keluhan mereka, hak mereka atas tanah,alam papua sebagai milik mereka; yang telah ada sejak leluhur mereka sebagai tanah mereka berada dan menurunkan keturunan mereka.
Akibat yang selalu dan selamanya terjadi ini bukan karena rakyat memintah uang berjutaan sampai sampai bermiliaran rupiah untuk ke rakyat dan tanah papua.kita bukan buat-buat (artificial),bahwa ini betul-betul tidak bias menyelesaikan masalah papua,malah selalu meluas masalalah papua dengan uang sebanyak itu.
Tidak Pernah Menyentuhnya Hasil Kekayaan Alam Papua Bagi Rakyat Papua Sebagai Hak Ulayat Bagi Mereka.
Mengapa harus adanya hak ulayat bagi rakyat dari hasil kekayaan alam? Kita bukan mendengar kalimat baru itu memanglah demikian.karena kita menyimak melalui alur bentuk Negara yang di akui Indonesia.maka Negara ini “Demokrasi” maka Abraham Lincoln mantan presiden amerika serikat pernah mengungkapkan bahwa Negara demokrasi maka hasil kekayaan alam pun dari mereka untuk mereka bukan pemerintah. berpola demikian namun sangat kontradiksi perlakuan di Indonesia. pernyataan bukan saya mengarangnya tetapi itu suatu fenomenal yang terjadi itu yang saya harus menulis kembali.kemudian isu berkembang dan dunia internasional pun mengetahui bahwa papua sebagai satu-satunya dapur dunia yang terletak di ujung timurnya Negara Indonesia. walaupun demikian tetapi nasib diri mereka sebagai rakyat papua yang punya segalanya ini sangat di pinggirkan di musnahkan.
Layaklah kalau rakyat papua ini menuntut hasil kekeayaan alam yang di kelola di pulau jawa atau sumatera kemudiaan tidak di berikan kepada rakyat papua tetapi ini barang betul diambil di daerah papua maka berikanlah hak bagi dia bukan rakyat memalang atau menghalangi (block) untuk tidak mengelola dan mengambil namun rakyat persilahkan karena haknya bagi mereka itu saja yang perluh di berikandan di atur baik tidak main muka namun sebatas mimpi, menjadi miskin diatas tanahnya dan kekayaanya sendiri. kemudian jika pernyataan itu salah maka pertanyaan adalah:apakah rakyat papua pernah menyentuh hasil kekayaan alam sebagai hak ulayat mereka? Kemudian kapan menerimanya? Seberapa di terimanya? Daerah apa yang pernah terima baik merauke? atau sorong? Atau daerah apa yang pernah rasakan betul? Jika pertanyaan ini pernah di kabulnya maka kita menuduhnya siapa lagi.
Ini bukan sangkaan tetapi ini realita bahwa sungguh-sungguh rakyat papua belum pernah yang namanya hak dari pada mereka, hak ulayat dan hasil selalu saja di nikmati oleh perut besar yng ada di Indonesia dan Negara lainnya dunia.maka rakyat papua sendiri di namai (labelisasi) sebagai rakyat yang terbodoh, terbelakang, termiskin diatas tanah dan kekayaannya sendiri. saya penulis juga sangat tidak suka terhadap pemerintahpunya kebohongan, manipulative, keegoisme, tidak adanya rasa simpatisan dari pemerintah terhadap rakyat nya selama ini. kemudian lebih ditekankan bahwa Indonesia ini sangat tidak mengakui hak yang ada pada rakyat.dan yang berlaku disini bukan Negara hokum (rechtaat) tetapi semata sebagai Negara kekuasaan (machtaat) di dunia. karena kuasa penuh dalam Negara ini sebagai pemerintah dan Negara maka rakyat mengalami sulit untuk menjawab hak mereka.
Dengan selanjutnya rakyat papua di andaikan sebagai rakyat yang tidak punya kekayaan alam, tanah, hutan, laut, bahkan sampai emas perak dalam perut tanah papua.maka mereka bersuara untuk hak ulayat dang anti ruginya pun selalu saja mendapatkan sorotan atau hambatan oleh pemerintah. ada banyak segi yang sering juga di salahkan kepada rakyat, jika mereka memintah bagaian yang betul menjadi haknya bagi rakyat tadi. Namun tidak ada lembaga (institusi) yang dapat membelah suara rakyat,tinggal sebagai kenangan mereka sendiri.
Mengapa harus adanya hak ulayat bagi rakyat dari hasil kekayaan alam? Kita bukan mendengar kalimat baru itu memanglah demikian.karena kita menyimak melalui alur bentuk Negara yang di akui Indonesia.maka Negara ini “Demokrasi” maka Abraham Lincoln mantan presiden amerika serikat pernah mengungkapkan bahwa Negara demokrasi maka hasil kekayaan alam pun dari mereka untuk mereka bukan pemerintah. berpola demikian namun sangat kontradiksi perlakuan di Indonesia. pernyataan bukan saya mengarangnya tetapi itu suatu fenomenal yang terjadi itu yang saya harus menulis kembali.kemudian isu berkembang dan dunia internasional pun mengetahui bahwa papua sebagai satu-satunya dapur dunia yang terletak di ujung timurnya Negara Indonesia. walaupun demikian tetapi nasib diri mereka sebagai rakyat papua yang punya segalanya ini sangat di pinggirkan di musnahkan.
Layaklah kalau rakyat papua ini menuntut hasil kekeayaan alam yang di kelola di pulau jawa atau sumatera kemudiaan tidak di berikan kepada rakyat papua tetapi ini barang betul diambil di daerah papua maka berikanlah hak bagi dia bukan rakyat memalang atau menghalangi (block) untuk tidak mengelola dan mengambil namun rakyat persilahkan karena haknya bagi mereka itu saja yang perluh di berikandan di atur baik tidak main muka namun sebatas mimpi, menjadi miskin diatas tanahnya dan kekayaanya sendiri. kemudian jika pernyataan itu salah maka pertanyaan adalah:apakah rakyat papua pernah menyentuh hasil kekayaan alam sebagai hak ulayat mereka? Kemudian kapan menerimanya? Seberapa di terimanya? Daerah apa yang pernah terima baik merauke? atau sorong? Atau daerah apa yang pernah rasakan betul? Jika pertanyaan ini pernah di kabulnya maka kita menuduhnya siapa lagi.
Ini bukan sangkaan tetapi ini realita bahwa sungguh-sungguh rakyat papua belum pernah yang namanya hak dari pada mereka, hak ulayat dan hasil selalu saja di nikmati oleh perut besar yng ada di Indonesia dan Negara lainnya dunia.maka rakyat papua sendiri di namai (labelisasi) sebagai rakyat yang terbodoh, terbelakang, termiskin diatas tanah dan kekayaannya sendiri. saya penulis juga sangat tidak suka terhadap pemerintahpunya kebohongan, manipulative, keegoisme, tidak adanya rasa simpatisan dari pemerintah terhadap rakyat nya selama ini. kemudian lebih ditekankan bahwa Indonesia ini sangat tidak mengakui hak yang ada pada rakyat.dan yang berlaku disini bukan Negara hokum (rechtaat) tetapi semata sebagai Negara kekuasaan (machtaat) di dunia. karena kuasa penuh dalam Negara ini sebagai pemerintah dan Negara maka rakyat mengalami sulit untuk menjawab hak mereka.
Dengan selanjutnya rakyat papua di andaikan sebagai rakyat yang tidak punya kekayaan alam, tanah, hutan, laut, bahkan sampai emas perak dalam perut tanah papua.maka mereka bersuara untuk hak ulayat dang anti ruginya pun selalu saja mendapatkan sorotan atau hambatan oleh pemerintah. ada banyak segi yang sering juga di salahkan kepada rakyat, jika mereka memintah bagaian yang betul menjadi haknya bagi rakyat tadi. Namun tidak ada lembaga (institusi) yang dapat membelah suara rakyat,tinggal sebagai kenangan mereka sendiri.
Belum Adanya Kepastian Hukum Yang Betul Berpihakan Pada Rakyat
Dalam Negara ini yang membuat dan melaksanakan hokum hanyalah pemerintah dan rakyat tak pernah ikut serta dalam pembuatan hukum. yang sebenarnya “rakyat” sebagai salah satu peran yang harus di libatkan dalam ketetapan hokum dalam Negara.karena di dalam Negara-negara dunia bahwa dimana ada pemerintah maka di situ ada rakyatnya, pemerintah dan rakyat tidak bias di pisahkan dari salah satunya dia harus berdiri sama tinggi dan dudduk pun sama rendahnya.negara di dunia yang betul-betul sangat serius menjalankan prinsip ini adalah Negara kuba.tidak jelasnyang pelaksanaan hokum serta undang-undang dalam Negara ini mengakibatkan banyak rakyat mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dengan hokum yang di buat oleh pemerintah itu sendiri.yang pada prinsipnya hokum adat yang di miliki oleh suatu daerah itu sebagai salah satu sumber hokum,tetapi selama ini yang terjadi dalam Negara Indonesia adalah kebalikan (inverse), karena hokum di rancang oleh pemerintah sendiri dan hokum itu pula di laksanakan oleh pemerintah sendiri.ini sebagai cerita yang sangat lucu untuk dengar namun itu kejadian nyata yang yang terjadi dalam Negara Indonesia.jangan menduga saya penulis ini mengarang dan menuangkan dalam tulisan yang tidak tidak di dengar oleh pemerintah ini.
Kami tidak pernah mengatakan kata yang manipulative karena yang sementara memegang dan melaksanakan ini bukan kami tetapi tanyakanlah kepada pemerintah.kebohongan selalu saja di aliri dan di laksanakan oleh kaum yang barusan di sebutnya.rakyat itu tak pernah berkata yang namannya bohong karena jika pernyataan itu benar maka ia akan ya dan salah maka akan di jawab tidak.bagaimana pula dengan prinsip hokum yang selalu di ulang terus-menerus? Peranan (role) hokum harus yang seadil-adilnya, sejujur-jujurnya maka hukum itu di laksanakan dengan yang adil dan jujur, maka perlakuan di Indonesia yang begitu tidak nampaknya adil,jujur maka layaklahdisebut bukan adanya hokum yang berlaku di dalam Negara.karena penulis tekankan demikian karena dalam Negara yang berasaskan hokum dan tidak Nampak adil,jujur maka Negara mengalami kekacauan.
Perspektif yang utama adalah seperti perkataan di atas ini bukan hokum itu membedahkannya tinggi rendanya,besar kecilnya tetapi di hadapan hokum tidak ada perbedaan,pandang bulu,namun sangat betul kebalikan yang terjadi dalam Negara Indonesia. karena hokum (law) bisa saja di beli oleh kaum capital, punya jabatan dalam elite politik,yang menduduki tempat tertinggi dalam pemerintahan.kemudian di hadapan mereka maka hokum mengalami pelaksanaanya lain dari konsepan dan tulisan.itu sebababnya bagi rakyat tidak berpihak, lain pelaksanaan, contoh kongkrit yang saya ambil bahwa para koruptor bias penjara tiga hari dan bias keluar dalam hari ketiga. kemudian masyarakat pencurian barang milik orang lain ia bisa penjara sampai memakan berbulan-bulan lamanya. maka selanjutnya boleh di katakan juga pelaksanaan hukum di Negara ini ada perbedaan dalam pelaksanaan. tidak pernah di samakan di hadapan hukum semua manusia sama sudah tak ada sama semuanya di hadapan tetapi disini adanya tanda-tanda perbedaan maka penulis katakana masih ada diskriminasi terhadap hukum yang berlaku di indonesia.
Adanya unsur perbedaan (different) ini maka banyak rakyat tidak dapat mendapat keberpihakan (affirmative) dalam terapan dalam hukum. Lebih dari pada itu juga pemerintah tidak dapat menerima kritik,saran,masukan dari pemerintah karena mereka andaikan bahwa Negara tanpa rakyat.makanya rakyat hidup dan tinggal pada bagian tertindas kemudian pemerintah dan elite politik lainnya hidup dan tinggal pada bagian yang terhormat dalam Negara ini.maka banyak rakyat yang disisihkan di dalam pelaksanaan hukum yang mereka praktek.
Terutama bagi rakyat papua bahwa tidak sesuai pula dengan hokum adat yang di milikinya,dan kebanyakan di paksa untuk mematuhi segala hokum yang di cipta oleh kaum pemerintah, maka rakyat sangat sulit untuk ikut menyesuaikan (accomodation) dengan hokum yang di rancang pemerintah.akibatnya banyak rakyat papua haurus terpaksa harus ikut menyesuaikan dengan petunjuk mereka namun tidak membawa seperti yang di harapkan karena barang paksaan.kemudian yang elok apa bila terapan hokum itu harus di sesuaikan dengan adat dan budaya yang di miliki suatu daerah.karena terapan hokum dalam tanpa di sesuaikan dengan adat (costums) dan budaya (culture) maka terjadi pro dan kontra antara rakyat papua dengan pemerintah Indonesia selama mereka berhadapan di muka hokum. semoga kadang-kadang (occasionally) rakyat secara tegas menolak hokum yang tidak sesuai bagi dia.umpamanya peraturan (rule) tentang otsus ini tidak membawa hasil sehingga rakyat secara tegas sudah menolaknya. maka rakyat di tembak oleh militer,tanah,hutan,gunung semua di rampas di bumi hangguskan tetapi rakyat diam saja karena tidak ada hokum yang betul-betul tidak berpihakan dan melindungi bagi mereka.
Dalam Negara ini yang membuat dan melaksanakan hokum hanyalah pemerintah dan rakyat tak pernah ikut serta dalam pembuatan hukum. yang sebenarnya “rakyat” sebagai salah satu peran yang harus di libatkan dalam ketetapan hokum dalam Negara.karena di dalam Negara-negara dunia bahwa dimana ada pemerintah maka di situ ada rakyatnya, pemerintah dan rakyat tidak bias di pisahkan dari salah satunya dia harus berdiri sama tinggi dan dudduk pun sama rendahnya.negara di dunia yang betul-betul sangat serius menjalankan prinsip ini adalah Negara kuba.tidak jelasnyang pelaksanaan hokum serta undang-undang dalam Negara ini mengakibatkan banyak rakyat mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dengan hokum yang di buat oleh pemerintah itu sendiri.yang pada prinsipnya hokum adat yang di miliki oleh suatu daerah itu sebagai salah satu sumber hokum,tetapi selama ini yang terjadi dalam Negara Indonesia adalah kebalikan (inverse), karena hokum di rancang oleh pemerintah sendiri dan hokum itu pula di laksanakan oleh pemerintah sendiri.ini sebagai cerita yang sangat lucu untuk dengar namun itu kejadian nyata yang yang terjadi dalam Negara Indonesia.jangan menduga saya penulis ini mengarang dan menuangkan dalam tulisan yang tidak tidak di dengar oleh pemerintah ini.
Kami tidak pernah mengatakan kata yang manipulative karena yang sementara memegang dan melaksanakan ini bukan kami tetapi tanyakanlah kepada pemerintah.kebohongan selalu saja di aliri dan di laksanakan oleh kaum yang barusan di sebutnya.rakyat itu tak pernah berkata yang namannya bohong karena jika pernyataan itu benar maka ia akan ya dan salah maka akan di jawab tidak.bagaimana pula dengan prinsip hokum yang selalu di ulang terus-menerus? Peranan (role) hokum harus yang seadil-adilnya, sejujur-jujurnya maka hukum itu di laksanakan dengan yang adil dan jujur, maka perlakuan di Indonesia yang begitu tidak nampaknya adil,jujur maka layaklahdisebut bukan adanya hokum yang berlaku di dalam Negara.karena penulis tekankan demikian karena dalam Negara yang berasaskan hokum dan tidak Nampak adil,jujur maka Negara mengalami kekacauan.
Perspektif yang utama adalah seperti perkataan di atas ini bukan hokum itu membedahkannya tinggi rendanya,besar kecilnya tetapi di hadapan hokum tidak ada perbedaan,pandang bulu,namun sangat betul kebalikan yang terjadi dalam Negara Indonesia. karena hokum (law) bisa saja di beli oleh kaum capital, punya jabatan dalam elite politik,yang menduduki tempat tertinggi dalam pemerintahan.kemudian di hadapan mereka maka hokum mengalami pelaksanaanya lain dari konsepan dan tulisan.itu sebababnya bagi rakyat tidak berpihak, lain pelaksanaan, contoh kongkrit yang saya ambil bahwa para koruptor bias penjara tiga hari dan bias keluar dalam hari ketiga. kemudian masyarakat pencurian barang milik orang lain ia bisa penjara sampai memakan berbulan-bulan lamanya. maka selanjutnya boleh di katakan juga pelaksanaan hukum di Negara ini ada perbedaan dalam pelaksanaan. tidak pernah di samakan di hadapan hukum semua manusia sama sudah tak ada sama semuanya di hadapan tetapi disini adanya tanda-tanda perbedaan maka penulis katakana masih ada diskriminasi terhadap hukum yang berlaku di indonesia.
Adanya unsur perbedaan (different) ini maka banyak rakyat tidak dapat mendapat keberpihakan (affirmative) dalam terapan dalam hukum. Lebih dari pada itu juga pemerintah tidak dapat menerima kritik,saran,masukan dari pemerintah karena mereka andaikan bahwa Negara tanpa rakyat.makanya rakyat hidup dan tinggal pada bagian tertindas kemudian pemerintah dan elite politik lainnya hidup dan tinggal pada bagian yang terhormat dalam Negara ini.maka banyak rakyat yang disisihkan di dalam pelaksanaan hukum yang mereka praktek.
Terutama bagi rakyat papua bahwa tidak sesuai pula dengan hokum adat yang di milikinya,dan kebanyakan di paksa untuk mematuhi segala hokum yang di cipta oleh kaum pemerintah, maka rakyat sangat sulit untuk ikut menyesuaikan (accomodation) dengan hokum yang di rancang pemerintah.akibatnya banyak rakyat papua haurus terpaksa harus ikut menyesuaikan dengan petunjuk mereka namun tidak membawa seperti yang di harapkan karena barang paksaan.kemudian yang elok apa bila terapan hokum itu harus di sesuaikan dengan adat dan budaya yang di miliki suatu daerah.karena terapan hokum dalam tanpa di sesuaikan dengan adat (costums) dan budaya (culture) maka terjadi pro dan kontra antara rakyat papua dengan pemerintah Indonesia selama mereka berhadapan di muka hokum. semoga kadang-kadang (occasionally) rakyat secara tegas menolak hokum yang tidak sesuai bagi dia.umpamanya peraturan (rule) tentang otsus ini tidak membawa hasil sehingga rakyat secara tegas sudah menolaknya. maka rakyat di tembak oleh militer,tanah,hutan,gunung semua di rampas di bumi hangguskan tetapi rakyat diam saja karena tidak ada hokum yang betul-betul tidak berpihakan dan melindungi bagi mereka.
Rakyat Papua Kaya Akan Kekayaan Alam Tetapi Miskin Di Negerinya
Semoga jangan pernah orang mengatakan bahwa rakyat papua miskin. yang di sebut dengan orang miskin adalah betul-betul orang yang (riches) tidak punya hutan, laut,gunung, danau kali, laut bahkan sampai kekayaan yang paling berharga di mata dunia yaitu emas, perak, aluminium dan banyak pula. dengan demikian yang di sebut orang miskin adalah orang yang tidak punya tanah dan kekayaan alam di atas itu,karena di Jakarta dan sekitarnya orarng yang punya tanah saja sudah di kategorikan sebagai orang terkaya bukan miskin.apa lagi orang yang punya kekayan alam yang ada seperti diatas itu,maka orang itu di sebut orang yang kaya di atas kaya akan kekayaan. Untuk itulah rakyat papua paua bukan miskin namun yang memiskinkan mereka adalah orang yang rakus kekayaan mereka dan di habiskan oleh selama empat puluhan tahun lamanya.karena banyak kekayaan alam namun tidak dapat berubah dan keluar dari hasil kekayaan alam itu mampu sejahtera sehingga rakyat papua semua kaya dan tidak perluh untuk membutuhkan hal tambahan lainnya.
Papua sangat identik pula dengan kekayaan alam yang kaya namun di identik pula dengan orang yang paling miskin ini pula yang menjadi persoalan yang harus di cari akar persoalan. mengapa orang punya kekayaan alam yang luas dan banyak tapi rakyat di sekitarnya masih miskin di atas kekayaan mereka. ini kata yang biasa namun luar biasa bagi mereka yang baru mendengar kalimat ini. Alam papua sudah menyediakan bagi mereka untuk kebutuhan bagi mereka untuk hidup dan menetap pada tanah madu dan susu di negeri papua. sebenarnya kekayaan ini sudah tersedia maka hanya berpikir bagaimana mengutamakan sumber daya manusia (SDM) yang ada tetapi masih sebatas wacana saja.
Kapankah rakyat papua akan berdiri secara benar sebagai orang punya kekayaan alam yang luas dan sangat banyak? Jawaban hanya “rakyat papua yang punya kekayaan yang luas tetap miskin” itulah kunci utama yang pemerintah jalankan. bagaimana pun situasi atau kondisinya rakyat papua tetap eksis seperti semula adanya dalam berbagai bidang maupun mata pencaharian hidup.karena presiden pertama di Indonesia sukarno bersumpah bahwa saya memasukkan irian (papua) sebagai bagian Negara Indonesia (NKRI) dan saya memasukkan bukan karena manusianya tetapi karena kekayaan alam.dan ternyata betul kenyataanya rakyat tidak sejahtera tetapi di pinggirkan dan di musnahkan kemudian secara bebas kekayaan alamnya sudah sedang dan akan mengambilnya secara bebas. Sejak tanah papua dan kekayaan papua secara resmi di integrasikan kedalam Negara kesatuan republic Indonesia. kemudian tanah papua ini hanya terkenal di dunia pelosok manapun karena kekayaan alam dan tanah konflik.
Kekayaan yang sudah di sediakan bagi Indonesia dan amerika,jerman jepang dan Negara lain di dunia ini agar mereka mengambil kekayaan itu sebagai kebutuhan (need) mereka.karena orang papua ini hanya mereka tahu untuk memelihara atau melindunginya.kemudian yang menikmati hasilnya adalah orang luar yang menguras dan memperkosanya.jika sutu fakta ini betul terjadi di daerahmu siapa senang dengan kelakuan dan sifat biadab itu.semua orang pastilah punya perasaan marah yang sedalam-dalamnya,tak mungkin orng menahan sebagai perasaan oleh sebabnya saya mencoba menuangkan dalam tulisan agar semua kalangan dapat mengetahuinya suatu fenomena yang menimpah tersebut.
Selama ini pula kalangan mahasiswa,aktivis-aktivis lainnya untuk mencoba utuk membelah hak mereka sebagai satu-satunya membelah nilai kemanusiaan yang selalu saja buram di daerah ini. tetapi tidak ada orng yang punya kemampuan untu mengoper keinginan mereka ini sampai pada dunia lain. karena terbatasnya penyambung suara tadi mengakibatkan suara mereka hanya suara di daerah papua saja, tidak tersalur sampai dunia lain seperti:amerika,afrika.namun dalam decade yang baru cukup di katakana bahwa ada perkembangan dalam menyampaikan aspirasi yaitu ada sedikit orang papua asli yang dapat membawa sampai kalangan internasional. rakyat papua ini kaya akan kekayaan alam namun miskindi negrinya sendiri ini mulai di rasakan sejak tahun 1961 sampai saat ini.
Dengan demikian pemerintah Indonesia mengiginkan agar rakyat papua ini tetap saja miskin diatas tanah dan leluhur mereka sendiri. dan sudah sudah jadi nyata banyak rakyat papua yang mengalami pengangguran di negeri walaupun sudah sarjana.kemudian tidak ada orang papua yang menjadi penjaga toko maupun usaha di daerah ini. kapankah rakyat papua akan merasa keluar dari kemiskinan untuk merasa kaya diatas tanah dan leluhur mereka ditanah papua? Jawaban sulit di dapatkan di dunia belahan manapun karena mereka ini sudah di paku matikan oleh pemerintah dan Negara Indonesia selama ini.
Semoga jangan pernah orang mengatakan bahwa rakyat papua miskin. yang di sebut dengan orang miskin adalah betul-betul orang yang (riches) tidak punya hutan, laut,gunung, danau kali, laut bahkan sampai kekayaan yang paling berharga di mata dunia yaitu emas, perak, aluminium dan banyak pula. dengan demikian yang di sebut orang miskin adalah orang yang tidak punya tanah dan kekayaan alam di atas itu,karena di Jakarta dan sekitarnya orarng yang punya tanah saja sudah di kategorikan sebagai orang terkaya bukan miskin.apa lagi orang yang punya kekayan alam yang ada seperti diatas itu,maka orang itu di sebut orang yang kaya di atas kaya akan kekayaan. Untuk itulah rakyat papua paua bukan miskin namun yang memiskinkan mereka adalah orang yang rakus kekayaan mereka dan di habiskan oleh selama empat puluhan tahun lamanya.karena banyak kekayaan alam namun tidak dapat berubah dan keluar dari hasil kekayaan alam itu mampu sejahtera sehingga rakyat papua semua kaya dan tidak perluh untuk membutuhkan hal tambahan lainnya.
Papua sangat identik pula dengan kekayaan alam yang kaya namun di identik pula dengan orang yang paling miskin ini pula yang menjadi persoalan yang harus di cari akar persoalan. mengapa orang punya kekayaan alam yang luas dan banyak tapi rakyat di sekitarnya masih miskin di atas kekayaan mereka. ini kata yang biasa namun luar biasa bagi mereka yang baru mendengar kalimat ini. Alam papua sudah menyediakan bagi mereka untuk kebutuhan bagi mereka untuk hidup dan menetap pada tanah madu dan susu di negeri papua. sebenarnya kekayaan ini sudah tersedia maka hanya berpikir bagaimana mengutamakan sumber daya manusia (SDM) yang ada tetapi masih sebatas wacana saja.
Kapankah rakyat papua akan berdiri secara benar sebagai orang punya kekayaan alam yang luas dan sangat banyak? Jawaban hanya “rakyat papua yang punya kekayaan yang luas tetap miskin” itulah kunci utama yang pemerintah jalankan. bagaimana pun situasi atau kondisinya rakyat papua tetap eksis seperti semula adanya dalam berbagai bidang maupun mata pencaharian hidup.karena presiden pertama di Indonesia sukarno bersumpah bahwa saya memasukkan irian (papua) sebagai bagian Negara Indonesia (NKRI) dan saya memasukkan bukan karena manusianya tetapi karena kekayaan alam.dan ternyata betul kenyataanya rakyat tidak sejahtera tetapi di pinggirkan dan di musnahkan kemudian secara bebas kekayaan alamnya sudah sedang dan akan mengambilnya secara bebas. Sejak tanah papua dan kekayaan papua secara resmi di integrasikan kedalam Negara kesatuan republic Indonesia. kemudian tanah papua ini hanya terkenal di dunia pelosok manapun karena kekayaan alam dan tanah konflik.
Kekayaan yang sudah di sediakan bagi Indonesia dan amerika,jerman jepang dan Negara lain di dunia ini agar mereka mengambil kekayaan itu sebagai kebutuhan (need) mereka.karena orang papua ini hanya mereka tahu untuk memelihara atau melindunginya.kemudian yang menikmati hasilnya adalah orang luar yang menguras dan memperkosanya.jika sutu fakta ini betul terjadi di daerahmu siapa senang dengan kelakuan dan sifat biadab itu.semua orang pastilah punya perasaan marah yang sedalam-dalamnya,tak mungkin orng menahan sebagai perasaan oleh sebabnya saya mencoba menuangkan dalam tulisan agar semua kalangan dapat mengetahuinya suatu fenomena yang menimpah tersebut.
Selama ini pula kalangan mahasiswa,aktivis-aktivis lainnya untuk mencoba utuk membelah hak mereka sebagai satu-satunya membelah nilai kemanusiaan yang selalu saja buram di daerah ini. tetapi tidak ada orng yang punya kemampuan untu mengoper keinginan mereka ini sampai pada dunia lain. karena terbatasnya penyambung suara tadi mengakibatkan suara mereka hanya suara di daerah papua saja, tidak tersalur sampai dunia lain seperti:amerika,afrika.namun dalam decade yang baru cukup di katakana bahwa ada perkembangan dalam menyampaikan aspirasi yaitu ada sedikit orang papua asli yang dapat membawa sampai kalangan internasional. rakyat papua ini kaya akan kekayaan alam namun miskindi negrinya sendiri ini mulai di rasakan sejak tahun 1961 sampai saat ini.
Dengan demikian pemerintah Indonesia mengiginkan agar rakyat papua ini tetap saja miskin diatas tanah dan leluhur mereka sendiri. dan sudah sudah jadi nyata banyak rakyat papua yang mengalami pengangguran di negeri walaupun sudah sarjana.kemudian tidak ada orang papua yang menjadi penjaga toko maupun usaha di daerah ini. kapankah rakyat papua akan merasa keluar dari kemiskinan untuk merasa kaya diatas tanah dan leluhur mereka ditanah papua? Jawaban sulit di dapatkan di dunia belahan manapun karena mereka ini sudah di paku matikan oleh pemerintah dan Negara Indonesia selama ini.
Tiga “T” Masih Belum Terhapus Sampai Saat Ini.
Apa itu tiga “T”? ini berarti termiskin,terbodoh,dan terbelakang masih ada dan masih terpelihara sampai saat ini. Oleh karenanya rakyat papua belum maju dalam banyak keterampilan atau skill untuk masuk bersaing dalam dunia pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang semakin pesat di masa kini. dan tidak adanya pengangkut (wahana) yang tersedia untuk dapat memotivasi untuk mampu sejajarkan dengan masyarakat di Negara lainnya. Karena tidak atau terbatasnya tenaga pendidik untuk masuk bersaing dan masuk terharu menjaga tetap terlindungnya sumber daya manusia (SDM) yang menanti untuk di cetak. banyak anak papua yang umur pendidikan belum pendidikan, banyak rakyat papua yang dapat menjadi sopir, menjadi kontraktor, penjual barang di toko dan tidak mampu berpendidikan yang tinggi sampai sarjana karena terbatas uang dan kebutuhan lain.dengan melihat latar belakang semuanya berbedah jauh bahkan tidak mampu sehingga rakyat papua masih di anutnya tiga “T” diatas.
Kemudian penamaan (labelisasi) masih terpelihara apa bila metode dari pemerintah untuk mensejahterahkan memperbaikinya. tetapi jika tidak berubahnya rasa simpati kepada rakyat papua maka otomatis labelisasi akan terpelihara sampai titik darah penghabisan.orng papua tak mampu lagi bersaing dalam pengetahuan jauh keterbelakang dengan pulau lain di Indonesia menyebabkan di sebut terbelakang dalam pengetahuan, terbodoh dalam pengetahuan, termiskin juga dalam pengetahuan.dalam persaingan ekonomi masih belum orang papua yang mampu menguasai teknik untuk membuka usaaha dan berbisnis yang baik sehingga rakyat papua di sebut sebagai orang termiskin, orang terbodoh, orang terbelakang dalam perkembangan ekonomi di tanah papua khususnya dan umumnya Negara Indonesia.
Bukannya salah satu bidangnya di sebut terhormat,termashur tetapi semua bidang masih belum mampu untuk bersaing inilah memberi symbol bahwa papua jauh ketinggalan jaman dengan pulau lain di Negara ini,masih banyak yang harus di kejar untuk menjadi sama ratakan (equalities) dengan daerah lain.jika secepat tidak mencari alur yang setepat mungkin maka ini akan terpelihara terus.ini berarti patut di pertanyakan kepada pemerintah mengapa rakyatmu masih hidup di bawa naungan seperti demikian? Dengan maksud di balik apa Negara indoneisa hadir dan sudah terbentuk ini sudah lama bahkan sampai berpuluhan tahun yang silam? Pertanyaan mudah untuk di ucapkan dan dengar namun tidak mampu untuk merespon secara baik pada sasaran pertanyaan,dengan akan muncul juga berbagai pertimbangan karena rakyat papua selama ini di kategorikan bukan bagian yang betul-betul solid bagian Negara yang ras dan warna kulit melayu.jadi,masalah tiga “T” pun menjadi masalah yang masih butuhkan waktu yang cukup relative lama untuk menuntaskan dan mencari jalan yang terbaik mungkin untuk keluar dari masih banyaknya masalah sepeleh yang menyimpan dan sampai bertong-tong tidak pernah tergelincir maupun terlepas dari sedikit bahasa pasaran bagi bangsa dan Negara yang tidak mengenal moralitas.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul juga bahwa yang salah siapa? dan bagaimana bangsa yang sikap dan cara pandang dari Negara yang mempunyai ragam suku,bahasa,budaya,agama dan sebagainya yang berbedah? Ini berarti Indonesia salah betul integrasi bangsa papua bangsa kulit hitam,keriting rambut yang jauh berbeda sekali dengan bangsa Indonesia lainnya.mengapa saya harus berkata demikian karena dengan berani mengintegrasi berarti berani untuk tidak adanya miskin,berani untuk tidak adanya terbodoh,dan terbelakang atas negri mereka.namun Negara Indonesia kesalahan dan berbagai pelanggaran adalah hal biasa jadi tidak perluh kepala pusing untuk barang itu.penulis sebagai seorang putra papua yang diam dan tinggal mengalami sehingga sekarang saya tidak perluh untuk tinggal lipat tangan tetapi saya sedang berusaha semua kejadian untuk menuangkan dalam tulisan agar orang yang belum mengetahui baik tentang masalah papua ini agar banyak bias melihat dan membaca masalah yang terjadi kurung waktu yang cukup lama ini,agar waktu mendatang tidak lama lagi menemukan akar masalahnya mudah untuk memecahkannya.
Karena tidak menyukai lagi bangsa kami ini saja yang biasa rasakan berbagai penamaan (labelisasi) lagi kami untuk selamanya. saya yakin semua penamaan ini agar mampu keluar segera mungkin. sebab saya selalu kecewa dengan banyak macam persolan kecil-kecilan ini.saya sebagai pembela masyarakat saya yang begitu labelisasi maka hati saya muncul mereka mengatakan kepada saya karena memang saya ini pertama saya lahir dari kandungan terbodoh, termiskin dan terbelakang. saya bukan lahir dari kaum kaya, terpintar, bukan pula dari kaum maju atau para elite. dengan demikian bercakap mengenai ini berarti ini sungguh-sungguh menamai saya maka saya harus mengambil sikap yang membangun masyarakat ini. karena misi utama selama kaum intelek adalah saatnya yang sangat tepat sekali untuk melindunngi, mendukung, harkat, martabat masyarakat.
Persoalan kecil yang terjadi Ini pun belum mampu merujuk dan mencari yang namanya solusi,metode berpikir yang picit pada satu arah semoga persoalan kecil tambah persoalan berat dan sekarang siapa mampu lagi mengontrol dan menyelesaikan persoalan yang besar.yang menjadi perluh perhatian yaitu kenapa dia di sebut miskin, soal apa yang mustih harus di kedepankan agar semua merasakan miskin sama-sama dan kaya pun bersama-sama. begitu pun terbodoh ini mengapa, jika ini mencari jalan keluar bisakah bodoh sama-sama dan kaya sama-sama.
Yang menjadi persoalan berat yaitu tanah papua sebagai daerah atau propinsi yang berstatus otonomi khusus (otsus) tetapi masih banyak kebutuhan sekunder saja belum mampu bagaiman mungkin untuk berpikir kebutuhan primer dan tersier. makanya otonomi itu bukan mensejahterakan masyarakat namun membuat dan membawa masuka banyak persoalan dan tantangan di daerah papua.bukan saja munculnya tiga”T” tetapi banyak persoalan salah satunya yaitu penyakit yang tidak pernah derita di daerah papua yaitu HIV/AIDS menjadi panenannya di papua.lebih lanjut juga pelanggaran HAM mulai juga menjadi persoalan di internasional bukan persoalan nasional Indonesia.seperti inilah maka nama papua mulai merajalela di mana-mana.bahkan sampai laporan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lembaga GEREJA di mana-mana sehingga mulai juga muncul nama tambahan dari pemerintah kepada kaum ini sebagai separatis, makar dan OPM kepada kaum mahasiswa juga tidak pernah luput dari itu.
Saya juga memang merasa sangat betul karena saat ini rakyat papua hidup dan tinggal di bawa pengawasan oleh pemerintah Indonesia.ini nyata bagaikan permainan,remotnya di pegang oleh pemerintah pusat maka daerah bertindak apa.tidak mampu yang memegang remot dan memainkan itu bukan orang- orang papua selama ini. jadi yang memegang remot katakan apa kau harus lakukan dan wajib untuk mengikutinya.orang papua tidak mampu karena remotnya. bukan mampu tidaknya,jika di ukur kemampuan pastilah ada orang yang lebih mampu dari sukarno dan hatta.yang mana telah proklamasi kemerdekaan, itu semua di pengaruhi oleh kaum intelek/mahasiswa sehingga pantaslah pemerintah mencap mahasiswa papua sebagai separatis. Makar dan OPM dalam sekian tahun ini.
Akhirnya penulis yang penuh kerinduan akan tanah papua sebagai ibu yang kandung yang tidak lupa akan semua duka citanya.menngatakan bahwa yang sebenarnya anak papua bukan tertinggal, terbodoh dan termiskin tetapi terkaya, termaju dan terpintar sehingga saya penulis pun mampu untuk mencoba semuanya.sehinga tidak ada semua nama diatas sebelum papua menjadi Indonesia.
Apa itu tiga “T”? ini berarti termiskin,terbodoh,dan terbelakang masih ada dan masih terpelihara sampai saat ini. Oleh karenanya rakyat papua belum maju dalam banyak keterampilan atau skill untuk masuk bersaing dalam dunia pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang semakin pesat di masa kini. dan tidak adanya pengangkut (wahana) yang tersedia untuk dapat memotivasi untuk mampu sejajarkan dengan masyarakat di Negara lainnya. Karena tidak atau terbatasnya tenaga pendidik untuk masuk bersaing dan masuk terharu menjaga tetap terlindungnya sumber daya manusia (SDM) yang menanti untuk di cetak. banyak anak papua yang umur pendidikan belum pendidikan, banyak rakyat papua yang dapat menjadi sopir, menjadi kontraktor, penjual barang di toko dan tidak mampu berpendidikan yang tinggi sampai sarjana karena terbatas uang dan kebutuhan lain.dengan melihat latar belakang semuanya berbedah jauh bahkan tidak mampu sehingga rakyat papua masih di anutnya tiga “T” diatas.
Kemudian penamaan (labelisasi) masih terpelihara apa bila metode dari pemerintah untuk mensejahterahkan memperbaikinya. tetapi jika tidak berubahnya rasa simpati kepada rakyat papua maka otomatis labelisasi akan terpelihara sampai titik darah penghabisan.orng papua tak mampu lagi bersaing dalam pengetahuan jauh keterbelakang dengan pulau lain di Indonesia menyebabkan di sebut terbelakang dalam pengetahuan, terbodoh dalam pengetahuan, termiskin juga dalam pengetahuan.dalam persaingan ekonomi masih belum orang papua yang mampu menguasai teknik untuk membuka usaaha dan berbisnis yang baik sehingga rakyat papua di sebut sebagai orang termiskin, orang terbodoh, orang terbelakang dalam perkembangan ekonomi di tanah papua khususnya dan umumnya Negara Indonesia.
Bukannya salah satu bidangnya di sebut terhormat,termashur tetapi semua bidang masih belum mampu untuk bersaing inilah memberi symbol bahwa papua jauh ketinggalan jaman dengan pulau lain di Negara ini,masih banyak yang harus di kejar untuk menjadi sama ratakan (equalities) dengan daerah lain.jika secepat tidak mencari alur yang setepat mungkin maka ini akan terpelihara terus.ini berarti patut di pertanyakan kepada pemerintah mengapa rakyatmu masih hidup di bawa naungan seperti demikian? Dengan maksud di balik apa Negara indoneisa hadir dan sudah terbentuk ini sudah lama bahkan sampai berpuluhan tahun yang silam? Pertanyaan mudah untuk di ucapkan dan dengar namun tidak mampu untuk merespon secara baik pada sasaran pertanyaan,dengan akan muncul juga berbagai pertimbangan karena rakyat papua selama ini di kategorikan bukan bagian yang betul-betul solid bagian Negara yang ras dan warna kulit melayu.jadi,masalah tiga “T” pun menjadi masalah yang masih butuhkan waktu yang cukup relative lama untuk menuntaskan dan mencari jalan yang terbaik mungkin untuk keluar dari masih banyaknya masalah sepeleh yang menyimpan dan sampai bertong-tong tidak pernah tergelincir maupun terlepas dari sedikit bahasa pasaran bagi bangsa dan Negara yang tidak mengenal moralitas.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang selalu muncul juga bahwa yang salah siapa? dan bagaimana bangsa yang sikap dan cara pandang dari Negara yang mempunyai ragam suku,bahasa,budaya,agama dan sebagainya yang berbedah? Ini berarti Indonesia salah betul integrasi bangsa papua bangsa kulit hitam,keriting rambut yang jauh berbeda sekali dengan bangsa Indonesia lainnya.mengapa saya harus berkata demikian karena dengan berani mengintegrasi berarti berani untuk tidak adanya miskin,berani untuk tidak adanya terbodoh,dan terbelakang atas negri mereka.namun Negara Indonesia kesalahan dan berbagai pelanggaran adalah hal biasa jadi tidak perluh kepala pusing untuk barang itu.penulis sebagai seorang putra papua yang diam dan tinggal mengalami sehingga sekarang saya tidak perluh untuk tinggal lipat tangan tetapi saya sedang berusaha semua kejadian untuk menuangkan dalam tulisan agar orang yang belum mengetahui baik tentang masalah papua ini agar banyak bias melihat dan membaca masalah yang terjadi kurung waktu yang cukup lama ini,agar waktu mendatang tidak lama lagi menemukan akar masalahnya mudah untuk memecahkannya.
Karena tidak menyukai lagi bangsa kami ini saja yang biasa rasakan berbagai penamaan (labelisasi) lagi kami untuk selamanya. saya yakin semua penamaan ini agar mampu keluar segera mungkin. sebab saya selalu kecewa dengan banyak macam persolan kecil-kecilan ini.saya sebagai pembela masyarakat saya yang begitu labelisasi maka hati saya muncul mereka mengatakan kepada saya karena memang saya ini pertama saya lahir dari kandungan terbodoh, termiskin dan terbelakang. saya bukan lahir dari kaum kaya, terpintar, bukan pula dari kaum maju atau para elite. dengan demikian bercakap mengenai ini berarti ini sungguh-sungguh menamai saya maka saya harus mengambil sikap yang membangun masyarakat ini. karena misi utama selama kaum intelek adalah saatnya yang sangat tepat sekali untuk melindunngi, mendukung, harkat, martabat masyarakat.
Persoalan kecil yang terjadi Ini pun belum mampu merujuk dan mencari yang namanya solusi,metode berpikir yang picit pada satu arah semoga persoalan kecil tambah persoalan berat dan sekarang siapa mampu lagi mengontrol dan menyelesaikan persoalan yang besar.yang menjadi perluh perhatian yaitu kenapa dia di sebut miskin, soal apa yang mustih harus di kedepankan agar semua merasakan miskin sama-sama dan kaya pun bersama-sama. begitu pun terbodoh ini mengapa, jika ini mencari jalan keluar bisakah bodoh sama-sama dan kaya sama-sama.
Yang menjadi persoalan berat yaitu tanah papua sebagai daerah atau propinsi yang berstatus otonomi khusus (otsus) tetapi masih banyak kebutuhan sekunder saja belum mampu bagaiman mungkin untuk berpikir kebutuhan primer dan tersier. makanya otonomi itu bukan mensejahterakan masyarakat namun membuat dan membawa masuka banyak persoalan dan tantangan di daerah papua.bukan saja munculnya tiga”T” tetapi banyak persoalan salah satunya yaitu penyakit yang tidak pernah derita di daerah papua yaitu HIV/AIDS menjadi panenannya di papua.lebih lanjut juga pelanggaran HAM mulai juga menjadi persoalan di internasional bukan persoalan nasional Indonesia.seperti inilah maka nama papua mulai merajalela di mana-mana.bahkan sampai laporan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lembaga GEREJA di mana-mana sehingga mulai juga muncul nama tambahan dari pemerintah kepada kaum ini sebagai separatis, makar dan OPM kepada kaum mahasiswa juga tidak pernah luput dari itu.
Saya juga memang merasa sangat betul karena saat ini rakyat papua hidup dan tinggal di bawa pengawasan oleh pemerintah Indonesia.ini nyata bagaikan permainan,remotnya di pegang oleh pemerintah pusat maka daerah bertindak apa.tidak mampu yang memegang remot dan memainkan itu bukan orang- orang papua selama ini. jadi yang memegang remot katakan apa kau harus lakukan dan wajib untuk mengikutinya.orang papua tidak mampu karena remotnya. bukan mampu tidaknya,jika di ukur kemampuan pastilah ada orang yang lebih mampu dari sukarno dan hatta.yang mana telah proklamasi kemerdekaan, itu semua di pengaruhi oleh kaum intelek/mahasiswa sehingga pantaslah pemerintah mencap mahasiswa papua sebagai separatis. Makar dan OPM dalam sekian tahun ini.
Akhirnya penulis yang penuh kerinduan akan tanah papua sebagai ibu yang kandung yang tidak lupa akan semua duka citanya.menngatakan bahwa yang sebenarnya anak papua bukan tertinggal, terbodoh dan termiskin tetapi terkaya, termaju dan terpintar sehingga saya penulis pun mampu untuk mencoba semuanya.sehinga tidak ada semua nama diatas sebelum papua menjadi Indonesia.
Moncong Senjata Masih Bergeriliya di Daerah Otsus
Ini pun bukan hal yang baru yang muncul tetapi perluhnya untuk menulis kembali agar generasi penerus pun untuk perluhnya di tanamkan melalui tulisan.sebab sejarah adalah suatu kenyataan bukansesuatu yang kita buat sendiri.kemudian ada suatu kata yang mengatakan demikian :”siapa tidak mengetahui sejarah,maka ia tidak pernah mengetahui dari mana ia berasal”.supaya generasi berikut juga tidak luput dari sejarah dan mengetahui bahwa betul ia berasal dari leluhur papua.jika saya menghitung orang korban sejak masa penjajahan belanda,jepang akan menjadi satu dokumen akan habis semoga mempersingkat waktu di era otsus pun sangat sulit.dan perbulan dan pertahun pun sulit maka perbulan dan perminggu atau perhari,tetapi permenit dan perdetik selalu saja korban berjatuhan.ini bukan hanya melalui moncong senjata namun melalui banyak jalan yaitu:impor miras dari jawa serta daerah lain ke pulau papua secara berlebihan.kemudian melalui trans migrasi perempuan yang telah terinveksi HIV/AIDS ke daerah papua pun meningkat.
Dengan tujuan agar orang mabuk jelas bahwa akan lari ke tempat-tempat di mana orang di tempatkan dan yang jelas tidak mungkin tidak menutup kemungkinan akan menghidap juga.dan jika orang sudah berkeluarga akan terbawa kepada rumah tanga yakni kepada anak dan ibunya pun ikut terinveksi satu jenis penyakit menyebabkan keluarga itu akan menjadi nama saja.dengan demikian bukannya merasakan kebahagiaan bagi banngsa papua karena propinsi yang berstatus otononomi khusus (otsus) tetapi sebaliknya yang terjadi yaitu:banyak daerah papua pegunungan,pesisir pantai menghadapi moncong senjata dan mengalami korban tanpa henti-henti.bukan terjadi pada satu daerah saja tetapi seluruh daerah papua mengalami nasib yang sama akibat terpengaruhnya otsus pembawa masalah maupun pembawa malahpetaka bagi rakyat papua.bagaimana mungkin rakyat papua mengurus rumah tangganya sendiri dalam kondisi rakyat papua sementara seperti demikian.
Semoga dengan melalui moncong senjata dan militerisme ini menyebabkan banyak rakyat harus tolak dan lawan yang jalan tidak sesuai dengan peran keamanan.sebab keamanan adalah orang yang mengawasih, mengayomi kepada masyarakat bukan menunjukkan moncong senjata yang berlebihan.sanngat aneh tetapi itu memang suatu realita yang terjadi bukan suatu kutipan, tulisan atau liputan orang lain.apa yang terjadi itulah yang di tulis tidak menulis maupun berbicara di luar dari itu.namun lain kebalikan dengan daerah otsus aceh,karena Nampak yang terjadi bahwa aceh memang merasakan betul tentang yang namanya otonomi khusus.ada bukti seperti:menjadi polisi orang aceh asli,menjabat pemerintahan orang asli aceh,dan semuanya di pegang betul oleh mereka sebagai daerah yang berstatus otonomi khusus (otsus).berarti sangat kebalikan dengan papua juga yang sementara pemerintah memberikan jabatan otonomi khusus.sesuai dengan topic di atas bahwa kemungkinan menugaskan keamanan yang besar-besaran untuk mengantisipasi mereka yang mengatakan” merdeka” maka mati atau penjara selama bertahun-tahun.
Dalam era otsus ini banyak orang bin-bin atau densus delapan-delapan yang menjaga dan mengontrol yang selalu di fasilitasi dari PBB untuk di batasinya rakyat papua untuk memintah lepas dari NKRI.kaum itu di biayai dari organisasi PBB sehingga jaringannya selalu berkembang sampai ke pelosok seluruh dunia bukan di satu daerah atau Negara saja.apa yang di lakukan oleh moncong senjata tersebut tak sanggup bertanggung jawab apa yang di buat moncong.karena seperti begitu bukan betul-betul melindungi tetapi mudah menghabiskan dalam periode otsus sebagai saat yang sangat tepat untuk secepatnya membumi hangguskan.seperti pahlawan-pahlawan papua seperti:Kelly kualik, theys hiyo eluay yang sudah di tembak tanpa melalui satu proses hokum dan prosedur yang di tempuh.mereka di bunuh tembak bagaikan hewan piaraan yang selama bertahun-tahun yang sudah liar di hutan dan di kejar dengan senjata dan di temukan maka harus di tembak mati.adanya para aktifis papua yang sampai kini masih penjara sampai bertahun-tahun lamanya karena tujuan yang merka inginkan belum tercapai.
Tidak pernah adanya menemukan pelaku yang menjadi biang keladi dalam tindakan kekerasan dari berbagai persoalan.namun sebenarnya yang menjadikan api di tengah-tengah masyarakat adalah TNI/POLRI yang bertugas di papua mereka jalankan tidak sesuai dengan tugas mereka dan fungsi yang betul di tanah papua.ini berarti yang utama bagi keamanan itu untuk mngamankan bukan untuk merusak dan menghancurkan rakyat dan bangsa ia bertugas dan mengabdi.keanehan kan tapi kita harus kita menjadi kepala dingin dalam masa proses penyelesaian kekacauan papua tersebut.
Adanya banyak praktek-praktek militerisme yang di jalankan melalui pemerintah Indonesia yaitu;gerakan sapu bersih,gerakan baradhayuda,gerakan daerah operasi militer (DOM) dan banyak gerakan dan praktek mulai lancar sejak itu.gerakan itu masih terpelihahara dan terbawa sampai saat ini dan kapan akan akan berhenti dari hadapan dengan moncong senjata dan berbagai gerakan di atas.ini merupakan sebagai pengalaman yang paling menyakitkan ketika saya penulis banyak mendengar kejadian luar biasa yang terjadi perang Nippon sampai saat ini,yang banyak merenungkan tentang tanah dan bangsanya saya sendiri tapi dia membuat saya seperti begini.kami tidak juga bercerita dan menulis dan merenungkan tetapi harus banyak pula jalan tindakan nyata agar moto yang yang sudah ada itu di hidupkan kembali.moncong senjata di hilangkan maka Indonesia akan gagal sial dalam menjaga nama keutuhan Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI),tanah papua yang sudah di pagari total sejak tahun 1963 atau tahun kemenangan Negara indonedsia.
Moncong senjata ini sebagai salah satu alat Negara semoga itu,sesuatu atau manusia yang korban akibat ulah moncong senjata sejak penganeksan di penganeksasian bangsa papua ke dalam bingkai Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) mampukah untuk membayarnya? Jika memang tidak mampu berarti pemerintah dari atasan sampai bawahan buat apa sekarang di balik itu.sesuatu yang sudah di buat tetapi tidak mau untuk bertanggung jawab sehinga rakyat tetap tuntut atas tuntutan dan teriak tugas atas teriakan.saya penulis pun menduga bahwa militer baik TNI/POLRI adalah tugas menjaga melindungi mengayomi,melayani dengan baik tetapi praktek yang di laksanakan sangat terbalik sekali dengan apa yang harus di laksanakan sesuai semboyan dan motonya.ini bukan di buat oleh orang lain yang membuat dan melaksanakan sendiri,tetapi di buat sendiri di laksanakan oleh mereka sendiri.
Sangatlah tidak wajar keamanan yang merusak martabat moralitas jati diri sebagai manusia,jika engkau di tugaskan dan di beri wewnang dalam bidang tersebut jangan pernah menjalani di luar dari pada apa yang pernah di dapatkan jalankan di luar tugas pokok dan kewajiban yang sesuai dengan misinnya. Dengan demikian harus ada yang mengambil ketegasan agar memberikan alur yang tepat meneladaniyang tak mampu dalam memahami akan adanya suatu yang mendorong kepada mereka.itu bukan kami tetapi presiden juga sebagai pemimpin keamanan Negara.
Ini pun bukan hal yang baru yang muncul tetapi perluhnya untuk menulis kembali agar generasi penerus pun untuk perluhnya di tanamkan melalui tulisan.sebab sejarah adalah suatu kenyataan bukansesuatu yang kita buat sendiri.kemudian ada suatu kata yang mengatakan demikian :”siapa tidak mengetahui sejarah,maka ia tidak pernah mengetahui dari mana ia berasal”.supaya generasi berikut juga tidak luput dari sejarah dan mengetahui bahwa betul ia berasal dari leluhur papua.jika saya menghitung orang korban sejak masa penjajahan belanda,jepang akan menjadi satu dokumen akan habis semoga mempersingkat waktu di era otsus pun sangat sulit.dan perbulan dan pertahun pun sulit maka perbulan dan perminggu atau perhari,tetapi permenit dan perdetik selalu saja korban berjatuhan.ini bukan hanya melalui moncong senjata namun melalui banyak jalan yaitu:impor miras dari jawa serta daerah lain ke pulau papua secara berlebihan.kemudian melalui trans migrasi perempuan yang telah terinveksi HIV/AIDS ke daerah papua pun meningkat.
Dengan tujuan agar orang mabuk jelas bahwa akan lari ke tempat-tempat di mana orang di tempatkan dan yang jelas tidak mungkin tidak menutup kemungkinan akan menghidap juga.dan jika orang sudah berkeluarga akan terbawa kepada rumah tanga yakni kepada anak dan ibunya pun ikut terinveksi satu jenis penyakit menyebabkan keluarga itu akan menjadi nama saja.dengan demikian bukannya merasakan kebahagiaan bagi banngsa papua karena propinsi yang berstatus otononomi khusus (otsus) tetapi sebaliknya yang terjadi yaitu:banyak daerah papua pegunungan,pesisir pantai menghadapi moncong senjata dan mengalami korban tanpa henti-henti.bukan terjadi pada satu daerah saja tetapi seluruh daerah papua mengalami nasib yang sama akibat terpengaruhnya otsus pembawa masalah maupun pembawa malahpetaka bagi rakyat papua.bagaimana mungkin rakyat papua mengurus rumah tangganya sendiri dalam kondisi rakyat papua sementara seperti demikian.
Semoga dengan melalui moncong senjata dan militerisme ini menyebabkan banyak rakyat harus tolak dan lawan yang jalan tidak sesuai dengan peran keamanan.sebab keamanan adalah orang yang mengawasih, mengayomi kepada masyarakat bukan menunjukkan moncong senjata yang berlebihan.sanngat aneh tetapi itu memang suatu realita yang terjadi bukan suatu kutipan, tulisan atau liputan orang lain.apa yang terjadi itulah yang di tulis tidak menulis maupun berbicara di luar dari itu.namun lain kebalikan dengan daerah otsus aceh,karena Nampak yang terjadi bahwa aceh memang merasakan betul tentang yang namanya otonomi khusus.ada bukti seperti:menjadi polisi orang aceh asli,menjabat pemerintahan orang asli aceh,dan semuanya di pegang betul oleh mereka sebagai daerah yang berstatus otonomi khusus (otsus).berarti sangat kebalikan dengan papua juga yang sementara pemerintah memberikan jabatan otonomi khusus.sesuai dengan topic di atas bahwa kemungkinan menugaskan keamanan yang besar-besaran untuk mengantisipasi mereka yang mengatakan” merdeka” maka mati atau penjara selama bertahun-tahun.
Dalam era otsus ini banyak orang bin-bin atau densus delapan-delapan yang menjaga dan mengontrol yang selalu di fasilitasi dari PBB untuk di batasinya rakyat papua untuk memintah lepas dari NKRI.kaum itu di biayai dari organisasi PBB sehingga jaringannya selalu berkembang sampai ke pelosok seluruh dunia bukan di satu daerah atau Negara saja.apa yang di lakukan oleh moncong senjata tersebut tak sanggup bertanggung jawab apa yang di buat moncong.karena seperti begitu bukan betul-betul melindungi tetapi mudah menghabiskan dalam periode otsus sebagai saat yang sangat tepat untuk secepatnya membumi hangguskan.seperti pahlawan-pahlawan papua seperti:Kelly kualik, theys hiyo eluay yang sudah di tembak tanpa melalui satu proses hokum dan prosedur yang di tempuh.mereka di bunuh tembak bagaikan hewan piaraan yang selama bertahun-tahun yang sudah liar di hutan dan di kejar dengan senjata dan di temukan maka harus di tembak mati.adanya para aktifis papua yang sampai kini masih penjara sampai bertahun-tahun lamanya karena tujuan yang merka inginkan belum tercapai.
Tidak pernah adanya menemukan pelaku yang menjadi biang keladi dalam tindakan kekerasan dari berbagai persoalan.namun sebenarnya yang menjadikan api di tengah-tengah masyarakat adalah TNI/POLRI yang bertugas di papua mereka jalankan tidak sesuai dengan tugas mereka dan fungsi yang betul di tanah papua.ini berarti yang utama bagi keamanan itu untuk mngamankan bukan untuk merusak dan menghancurkan rakyat dan bangsa ia bertugas dan mengabdi.keanehan kan tapi kita harus kita menjadi kepala dingin dalam masa proses penyelesaian kekacauan papua tersebut.
Adanya banyak praktek-praktek militerisme yang di jalankan melalui pemerintah Indonesia yaitu;gerakan sapu bersih,gerakan baradhayuda,gerakan daerah operasi militer (DOM) dan banyak gerakan dan praktek mulai lancar sejak itu.gerakan itu masih terpelihahara dan terbawa sampai saat ini dan kapan akan akan berhenti dari hadapan dengan moncong senjata dan berbagai gerakan di atas.ini merupakan sebagai pengalaman yang paling menyakitkan ketika saya penulis banyak mendengar kejadian luar biasa yang terjadi perang Nippon sampai saat ini,yang banyak merenungkan tentang tanah dan bangsanya saya sendiri tapi dia membuat saya seperti begini.kami tidak juga bercerita dan menulis dan merenungkan tetapi harus banyak pula jalan tindakan nyata agar moto yang yang sudah ada itu di hidupkan kembali.moncong senjata di hilangkan maka Indonesia akan gagal sial dalam menjaga nama keutuhan Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI),tanah papua yang sudah di pagari total sejak tahun 1963 atau tahun kemenangan Negara indonedsia.
Moncong senjata ini sebagai salah satu alat Negara semoga itu,sesuatu atau manusia yang korban akibat ulah moncong senjata sejak penganeksan di penganeksasian bangsa papua ke dalam bingkai Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) mampukah untuk membayarnya? Jika memang tidak mampu berarti pemerintah dari atasan sampai bawahan buat apa sekarang di balik itu.sesuatu yang sudah di buat tetapi tidak mau untuk bertanggung jawab sehinga rakyat tetap tuntut atas tuntutan dan teriak tugas atas teriakan.saya penulis pun menduga bahwa militer baik TNI/POLRI adalah tugas menjaga melindungi mengayomi,melayani dengan baik tetapi praktek yang di laksanakan sangat terbalik sekali dengan apa yang harus di laksanakan sesuai semboyan dan motonya.ini bukan di buat oleh orang lain yang membuat dan melaksanakan sendiri,tetapi di buat sendiri di laksanakan oleh mereka sendiri.
Sangatlah tidak wajar keamanan yang merusak martabat moralitas jati diri sebagai manusia,jika engkau di tugaskan dan di beri wewnang dalam bidang tersebut jangan pernah menjalani di luar dari pada apa yang pernah di dapatkan jalankan di luar tugas pokok dan kewajiban yang sesuai dengan misinnya. Dengan demikian harus ada yang mengambil ketegasan agar memberikan alur yang tepat meneladaniyang tak mampu dalam memahami akan adanya suatu yang mendorong kepada mereka.itu bukan kami tetapi presiden juga sebagai pemimpin keamanan Negara.
Hubungan Sipil Militer :Perspektif Sosio-Historis
Sebenarnya, jika di lihat dari perspektif sejarah, sangat berbeda sekali dengan sejarah bangsa papua yang selama ini sudah, sedang dan akan memanipulatif terus sampai tidak menentukan waktu yang tepat untuk menyatakan kebenaran sejarah. kita di utamakan sejarah ini karena tanpa adanya sejarah yang lurus maka semua menjadi berantakan. kita pilih fenomena yang akan terjadi jika baik akibat yang di rasakan masyarakat papua untuk apa kita mengalinya, namun sudah Nampak bahwa titik kehancuran bangsa dan rakyat papua sudah di ambang pintu. kemudian sebentar lagi akan mulai merasuki daerah yang sasaran dan akan habis pula semuanya. Tidak adanya saling membutuhkan antara keamanan dan kenyamanan di tanah papua maka masyarakat sipil dan TNI/POLRI pun mengalami berlawanan.
Dengan latar belakang (philosofis) bangsa papua dari sisi sejarahnya (historis) pun sangat mendukun kecocokan antara satu sama lain dalam segala bidang. Social politik yang terjadi di daerah ini sangat menntukan dengan hubungan historis yang menjalani selama kurung waktu lama yang tanpa mengenal saat jedah bagi kalangan masyarakat papaua.dan kemudia dalam orde baru atau tahap refomasi pun tak menyentuh, tetapi politik uang (many politic) merajalela di pelosok. lebih lanjut yang brsangkut pautnya dengan keberadaan militer di daerah ini sangat merekayasa kepada rakyat papua.sebab merasa akan khwatir apa bila militer ini masuk daerah mereka untuk mencari lawan dari mereka dan takut akan di namainya sebagai separatis, makar banyak nama lainnya.Tidak ada hakikatnya dengan keberadaan militer di papua karena begitu militerindonesia hadir di tanah papua dengan maksud yang menghancurkan, merusak, tanpa perlindungan. Kemudian sangat berlawanan dengan social, historis papua yang mana mengkontaminasi dengan kebiasaan, adat, dan norma ada sebelum pemerintah hadir dan berkarya dan dergeriliya di tanah papua. peranan (role) yang militer jalani selama di papua sangat tidak melindungi (proctect) kepada rakyat di mana mereka bertugas. sangat salah di atur pemerintah Indonesia sehinga sangat pula tidak membawa hasil yang menguntungkan, tetapi hadir untuk membasmi yang tidak suka bagi kaum militer. Menjadikan tanah akan basis militer yang paling banyak ketimbang daerah lain di Indonesia sehingga mampu mengontrol rakyat yang berani berbicara secara bebas, berekspresi secara bebas di muka umum.
Pembinaan militer yang bertugas di tanah papua sangat berbedah jauh dengan pembinaan militer lain yang bertugas di daerah atau propinsi lain di indonedsia. disini saya katakan demikian karena selama ini sangat Nampak sekali bahwa tidak sesuai betul tugas fungsi utama yang harus dijalani.bukan masalah terjadi harus mengamankan tetapi menjadi biang keladi dalam masalah menjadikan masalah baru lahir. tidak salah juga mereka juga menjalani sesuai dengan pembinaan, didikan yang mereka terima bahwa kamu jika bertugas di sana laksanakan tugas seperti ini sudah di bagikan. jika menganakat bagi mereka yang mengalami tertindas namun menambah untuk menindas.
Pro dan kontra selama bertahun-tahun antara militer dan rakyat sipil di tanah papua mengakibatkan konflik berkepanjangan. lahir dan muncul konflik justru ketidak cocokan antara satu sama lain dalam menyelesaikan suatu masalah dengan baik. menambah waktu menambah konflik di tanah papua menyebabkan memakan waktu menyelesaikan secepat tidak mungkin. karena lama-kelamaan pihak yang lemah akan mengalami kepunahan dan hilang tewas dalam konflik tersebut. kemudian menyelesaikan dan tidak jusru ada orang yang menjadi penengah (mediator) dalam titik terjadinya konflik. ini sangat berat bagi pemerintah selama ini jutru rakyat sipil mengalami pihak yang melakukan bukan pihak korban. kami kaum intelek menghimbau agar jangan jadikan papua sebagai basis konflik tetapi harus menjadikan tanah papua sebagai tanah damai namun gagal laksana di daerah ini maka mau apa lagi sekarang jika bukan damai lagi dan justru menambah konflik. memang sangat tidak salah juga bahwa masalah dengan masalah jusru mengundang masalah sehingga penting hadir yang tidak masalah di antara mereka untuk tidak mengulang konflik susulan kedua kubu yang juga berbeda latar belakang social, historis, kultur dan banyak bidang di sebut philosophi yang di utarakan.
Dengan lebih yang justru kecamukan semoga menjadi redah dalam tempo waktu singkat, menempuh jarak yang dekat bukan berjauhan. Lebih tegasnya juga bahwa kehadiran militer Indonesia di pulau sangat tidak wajar dan tidak layak karena sudah, sedang, dan akan terjadi militeristik maka semua berada di hancur luluh dan lantakan tidak ada yang tersisa dan di nikmati oleh rakyat sendiri.
Sebenarnya, jika di lihat dari perspektif sejarah, sangat berbeda sekali dengan sejarah bangsa papua yang selama ini sudah, sedang dan akan memanipulatif terus sampai tidak menentukan waktu yang tepat untuk menyatakan kebenaran sejarah. kita di utamakan sejarah ini karena tanpa adanya sejarah yang lurus maka semua menjadi berantakan. kita pilih fenomena yang akan terjadi jika baik akibat yang di rasakan masyarakat papua untuk apa kita mengalinya, namun sudah Nampak bahwa titik kehancuran bangsa dan rakyat papua sudah di ambang pintu. kemudian sebentar lagi akan mulai merasuki daerah yang sasaran dan akan habis pula semuanya. Tidak adanya saling membutuhkan antara keamanan dan kenyamanan di tanah papua maka masyarakat sipil dan TNI/POLRI pun mengalami berlawanan.
Dengan latar belakang (philosofis) bangsa papua dari sisi sejarahnya (historis) pun sangat mendukun kecocokan antara satu sama lain dalam segala bidang. Social politik yang terjadi di daerah ini sangat menntukan dengan hubungan historis yang menjalani selama kurung waktu lama yang tanpa mengenal saat jedah bagi kalangan masyarakat papaua.dan kemudia dalam orde baru atau tahap refomasi pun tak menyentuh, tetapi politik uang (many politic) merajalela di pelosok. lebih lanjut yang brsangkut pautnya dengan keberadaan militer di daerah ini sangat merekayasa kepada rakyat papua.sebab merasa akan khwatir apa bila militer ini masuk daerah mereka untuk mencari lawan dari mereka dan takut akan di namainya sebagai separatis, makar banyak nama lainnya.Tidak ada hakikatnya dengan keberadaan militer di papua karena begitu militerindonesia hadir di tanah papua dengan maksud yang menghancurkan, merusak, tanpa perlindungan. Kemudian sangat berlawanan dengan social, historis papua yang mana mengkontaminasi dengan kebiasaan, adat, dan norma ada sebelum pemerintah hadir dan berkarya dan dergeriliya di tanah papua. peranan (role) yang militer jalani selama di papua sangat tidak melindungi (proctect) kepada rakyat di mana mereka bertugas. sangat salah di atur pemerintah Indonesia sehinga sangat pula tidak membawa hasil yang menguntungkan, tetapi hadir untuk membasmi yang tidak suka bagi kaum militer. Menjadikan tanah akan basis militer yang paling banyak ketimbang daerah lain di Indonesia sehingga mampu mengontrol rakyat yang berani berbicara secara bebas, berekspresi secara bebas di muka umum.
Pembinaan militer yang bertugas di tanah papua sangat berbedah jauh dengan pembinaan militer lain yang bertugas di daerah atau propinsi lain di indonedsia. disini saya katakan demikian karena selama ini sangat Nampak sekali bahwa tidak sesuai betul tugas fungsi utama yang harus dijalani.bukan masalah terjadi harus mengamankan tetapi menjadi biang keladi dalam masalah menjadikan masalah baru lahir. tidak salah juga mereka juga menjalani sesuai dengan pembinaan, didikan yang mereka terima bahwa kamu jika bertugas di sana laksanakan tugas seperti ini sudah di bagikan. jika menganakat bagi mereka yang mengalami tertindas namun menambah untuk menindas.
Pro dan kontra selama bertahun-tahun antara militer dan rakyat sipil di tanah papua mengakibatkan konflik berkepanjangan. lahir dan muncul konflik justru ketidak cocokan antara satu sama lain dalam menyelesaikan suatu masalah dengan baik. menambah waktu menambah konflik di tanah papua menyebabkan memakan waktu menyelesaikan secepat tidak mungkin. karena lama-kelamaan pihak yang lemah akan mengalami kepunahan dan hilang tewas dalam konflik tersebut. kemudian menyelesaikan dan tidak jusru ada orang yang menjadi penengah (mediator) dalam titik terjadinya konflik. ini sangat berat bagi pemerintah selama ini jutru rakyat sipil mengalami pihak yang melakukan bukan pihak korban. kami kaum intelek menghimbau agar jangan jadikan papua sebagai basis konflik tetapi harus menjadikan tanah papua sebagai tanah damai namun gagal laksana di daerah ini maka mau apa lagi sekarang jika bukan damai lagi dan justru menambah konflik. memang sangat tidak salah juga bahwa masalah dengan masalah jusru mengundang masalah sehingga penting hadir yang tidak masalah di antara mereka untuk tidak mengulang konflik susulan kedua kubu yang juga berbeda latar belakang social, historis, kultur dan banyak bidang di sebut philosophi yang di utarakan.
Dengan lebih yang justru kecamukan semoga menjadi redah dalam tempo waktu singkat, menempuh jarak yang dekat bukan berjauhan. Lebih tegasnya juga bahwa kehadiran militer Indonesia di pulau sangat tidak wajar dan tidak layak karena sudah, sedang, dan akan terjadi militeristik maka semua berada di hancur luluh dan lantakan tidak ada yang tersisa dan di nikmati oleh rakyat sendiri.
Alumni Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Wahid Hasyim Semarang, Jawah Tengah