Senjata Nuklir
Senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga dari reaksi
nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat - sebuah bom nuklir mampu
memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam
pertempuran - semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota
Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.Pada masa itu daya ledak bom nuklir yg
dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo(ribuan) ton TNT. Sedangkan
bom nuklir sekarang ini berdaya ledak lebih dari 70 mega(jutaan) ton TNT
Negara pemilik senjata nuklir yang dikonfirmasi adalah Amerika
Serikat, Rusia, Britania Raya (Inggris), Perancis, Republik Rakyat Tiongkok,
India, Korea Utara dan Pakistan. Selain itu, negara Israel dipercayai mempunyai
senjata nuklir, walaupun tidak diuji dan Israel enggan mengkonfirmasi apakah
memiliki senjata nuklir ataupun tidak. Lihat daftar negara dengan senjata
nuklir lebih lanjut. Fat man, bom nuklir plutonium yang dijatuhkan pada 9
Agustus 1945 di Nagasaki.
Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara,
seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik, dan
Peluru kendali balistik jarak benua.
Tipe senjata nuklir
Dua tipe desain dasar
Senjata nuklir mempunyai dua tipe dasar. Tipe pertama menghasilkan
energi ledakannya hanya dari proses reaksi fisi. Senjata tipe ini secara umum
dinamai bom atom (atomic bomb, A-bombs). Energinya hanya diproduksi dari inti
atom.
Pada senjata tipe fisi, masa fissile material (uranium yang diperkaya
atau plutonium) dirancang mencapai supercritical mass - jumlah massa yang
diperlukan untuk membentuk reaksi rantai- dengan menabrakkan sebutir bahan
sub-critical terhadap butiran lainnya (the "gun" method), atau dengan
memampatkan bulatan bahan sub-critical menggunakan bahan peledak kimia sehingga
mencapai tingkat kepadatan beberapa kali lipat dari nilai semula. (the
"implosion" method). Metoda yang kedua dianggap lebih canggih
dibandingkan yang pertama. Dan juga penggunaan plutonium sebagai bahan fisil
hanya bisa di metoda kedua.
Tantangan utama di semua desain senjata nuklir adalah untuk
memastikan sebanyak mungkin bahan bakar fisi terkonsumsi sebelum senjata itu
hancur. Jumlah energi yang dilepaskan oleh pembelahan bom dapat berkisar dari
sekitar satu ton TNT ke sekitar 500.000 ton (500 kilotons) dari TNT.
Tipe kedua memproduksi sebagian besar energinya melalui reaksi
fusi nuklir. Senjata jenis ini disebut senjata termonuklir atau bom hidrogen
(disingkat sebagai bom-H), karena tipe ini didasari proses fusi nuklir yang
menggabungkan isotop-isotop hidrogen (deuterium dan tritium). Meski, semua
senjata tipe ini mendapatkan kebanyakan energinya dari proses fisi (termasuk
fisi yang dihasilkan karena induksi neutron dari hasil reaksi fusi.) Tidak
seperti tipe senjata fisi, senjata fusi tidak memiliki batasan besarnya energy
yang dapat dihasilkan dari sebuah sejata termonuklir.
Dasar kerja desain Tellr-Ulam pada bomb hidrogen: sebuah bomb fisi
menghasilkan radiasi yang kemudian mengkompresi dan memanasi butiran bahan fusi
pada bagian lain.
Senjata termonuklir bisa berfungsi dengan melalui sebuah bomb fisi
yang kemudian memampatkan dan memanasi bahan fisi. Pada desain Teller-Ulam,
yang mencakup semua senjata termonuklir multi megaton, metoda ini dicapai
dengan meletakkan sebuah bomb fisi dan bahan bakar fusi (deuterium atau lithium
deuteride) pada jarak berdekatan di dalam sebuah wadah khusus yang dapat
memantulkan radiasi. Setelah bomb fisi didetonasi, pancaran sinar gamma and
sinar X yang dihasilkan memampatkan bahan fusi, yang kemudian memanasinya ke
suhu termonuklir. Reaksi fusi yang dihasilkan, selanjutnya memproduksi neutron
berkecepatan tinggi yang sangat banyak, yang kemudian menimbulkan pembelahan
nuklir pada bahan yang biasanya tidak rawan pembelahan, sebagai contoh depleted
uranium. Setiap komponen pada design ini disebut "stage" (atau
tahap). Tahap pertama pembelahan atom bom adalah primer dan fusi wadah kapsul
adalah tahap sekunder. Di dalam bom-bom hidrogen besar, kira-kira separuh dari
'yield' dan sebagian besar nuklir fallout, berasal pada tahapan fisi depleted
uranium. Dengan merangkai beberapa tahap-tahap yang berisi bahan bakar fusi
yang lebih besar dari tahap sebelumnya, senjata termonuklir bisa mencapai
"yield" tak terbatas. Senjata terbesar yang pernah diledakan (the
Tsar Bomba dari USSR) merilis energi setara lebih dari 50 juta ton (50 megaton)
TNT. Hampir semua senjata termonuklir adalah lebih kecil dibandingkan senjata
tersebut, terutama karena kendala praktis seperti perlunya ukuran sekecil ruang
dan batasan berat yang bisa di dapatkan pada ujung kepala roket dan misil.
Ada juga tipe senjata nuklir lain, sebagai contoh boosted fission
weapon, yang merupakan senjata fisi yang memperbesar 'yield'-nya dengan sedikit
menggunakan reaksi fisi. Tetapi fisi ini bukan berasal dari bom fusi. Pada tipe
'boosted bom', neutron-neutron yang dihasilkan oleh reaksi fusi terutama
berfungsi untuk meningkatkan efisiensi bomb fisi. contoh senjata didesain untuk
keperluan khusus; bomb neutron adalah senjata termonuklir yang menghasilkan
ledakan relatif kecil, tetapi dengan jumlah radiasi neutron yang banyak.
Meledaknya senjata nuklir ini diikuti dengan pancaran radiasi neutron. Senjata
jenis ini, secara teori bisa digunakan untuk membawa korban yang tinggi tanpa menghancurkan
infrastruktur dan hanya membuat fallout yang kecil. Membubuhi senjata nuklir
dengan bahan tertentu (sebagain contoh cobalt atau emas) menghasilkan senjata
yang dinamai "salted bomb". Senjata jenis ini menghasilkan
kontaminasi radioactive yang sangat tinggi. Sebagian besar variasi di disain
senjata nuklir terletak pada beda "yield" untuk berbagai keperluan,
dan untuk mencapai ukuran fisik yang sekecil mungkin.
Ujicoba Pertama
Rencana untuk membuat bom uranium oleh negara-negara Sekutu
dimulai sejak tahun 1939 ketika Albert Einstein menulis surat kepada Presiden
AS Franklin D. Roosevelt dan menyampaikan teori bahwa reaksi rantai nuklir yang
tidak terkontrol memiliki potensi besar untuk dijadikan senjata pembunuh
massal. Pada 1940, pemerintah AS menyetujui dana sebesar 6.000 dolar untuk
membiayai pembuatan bom atom itu. Proyek yang disebut sebagai proyek Manhattan
itu akhirnya mencapai hasil lima tahun kemudian dengan dana yang membengkak
hingga dua juta dolar. Pertanyaan selanjutnya adalah kepada siapa bom itu akan
dijatuhkan? Target adalah Jerman. Namun, karena Jerman telah menyerah dalam
Perang Dunia II, pada Agustus 1945 Jepang menjadi korban dari serangan bom atom
generasi pertama tersebut.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_nuklir